Nicke Pamer Pertamina Punya Captive Market PLTS 1.500 MW

3 November 2022 18:53 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati bersama Direksi Holding & Subholding berfoto bersama usai acara Sosialisasi & Penandatanganan Pathway Pertamina Net Zero Emission (NZE) Road Map 2022-2060 yang diselenggarakan di Gedung Graha Pertamina. Foto: Dok. Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati bersama Direksi Holding & Subholding berfoto bersama usai acara Sosialisasi & Penandatanganan Pathway Pertamina Net Zero Emission (NZE) Road Map 2022-2060 yang diselenggarakan di Gedung Graha Pertamina. Foto: Dok. Pertamina
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, mengungkapkan Pertamina memiliki pasar khusus atau captive market solar PV hingga maksimal 1.500 megawatt (MW).
ADVERTISEMENT
Hal ini seiring dengan transformasi PT Pertamina Power Indonesia (PPI) menjadi Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE). Perusahaan awalnya hanya bergerak di bisnis pembangkitan listrik, akan fokus di pengembangan energi bersih serta dekarbonisasi.
Nicke menjelaskan, Pertamina NRE akan menjadi ujung tombak membangun bisnis masa depan Pertamina, sekaligus mitra strategis pemerintah dalam mencapai target net zero emission tahun 2060.
Meski begitu, dia memastikan jika seluruh subholding Pertamina dari hulu ke hilir akan mendukung pengembangan bisnis Pertamina NRE, baik dari sisi sumber daya, aset, dan akses pasar. Dia mencontohkan potensi bisnis di sektor PLTS atau solar PV.
"Ada captive market, kita menghitung contoh solar PV ada sekitar 800 MW, kalau maksimal sampai 1500 MW. Boleh ditanya ke perusahaan lain, tidak ada yang punya captive market sebesar itu," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Nicke, bisnis PLTS tidak mudah lantaran walaupun ada perusahaan yang ikut tender belum tentu proyek berjalan dengan mulus karena kendala lain, seperti masalah lahan, izin, atau keuntungan.
Dengan begitu, dia pun menumpu harapan kepada Pertamina NRE agar mengembangkan bisnis energi baru terbarukan (EBT) secara terintegrasi dari hulu ke hilir, layaknya bisnis Pertamina di sektor migas.
"Captive market yang kita berikan dari hulu ke hilir, kita ada case solar PV, lahan ada, izin aset punya kita sendiri," imbuh dia.

Pertamina NRE Masa Depan Bisnis Pertamina

Peluncuran transformasi bisnis di ulang tahun Pertamina NRE ke-6, Kamis (3/11/2022). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Nicke menegaskan bahwa Pertamina memiliki keuntungan lebih dari perusahaan lain yang bergerak di bidang energi. Dia menilai jika BUMN pelat merah ini merupakan perusahaan energi terbesar dan terintegrasi dari hulu ke hilir.
ADVERTISEMENT
"Itulah kekuatan Pertamina, maka dengan kekuatan ini kita akan all out support Pertamina NRE dari hulu ke hilir agar anak bungsu ini bisa menggantikan peran kakak-kakaknya yang memberikan kontribusi besar bagi Pertamina," jelas dia.
"Market retail hampir 100 persen kita kuasai dengan seluruh infrastrukturnya, oleh karena itu bisa digunakan oleh Pertamina NRE. Jadi apa pun yang diperlukan kita akan support," imbuh Nicke.
Sementara itu, CEO Pertamina NRE Dannif Danusaputro, mengatakan industri EBT berbeda dengan migas karena tantangan yang dihadapi lebih kompleks, sehingga Pertamina NRE harus mengusung mindset dan budaya baru.
"Di Indonesia masih banyak tantangan dari sektor pembangkit, masih banyak monopoli yang harus kita hadapi sama-sama, jadi kita harus bongkar mindset-mindset lama, bahwa kita ini ada pasar, bisnis akan datang ke kita tanpa melakukan banyak usaha," tegasnya.
ADVERTISEMENT