Nike, Adidas, dan Produsen Sepatu Lain Desak Trump Bebaskan Tarif Impor

4 Mei 2025 12:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pabrik Nike. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pabrik Nike. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kelompok dagang Distributor & Pengecer Alas Kaki Amerika (FDRA) mendesak Presiden AS Donald Trump untuk membebaskan produk sepatu dari tarif timbal balik. Permintaan itu disampaikan melalui surat resmi bertanggal 29 April, yang ditandatangani oleh 76 perusahaan alas kaki ternama, termasuk Nike (NKE.N), Adidas Amerika (ADSGn.DE), dan Skechers (SKX.N).
ADVERTISEMENT
Selain itu, sejumlah merek lain seperti Deckers Brands (DECK.N), Capri Holdings (CPRI.N), Under Armour (UAA.N), dan VF Corp (VFC.N) juga turut membubuhkan tanda tangan mereka dalam surat tersebut.
Selama ini, Presiden Trump telah menerapkan tarif luas terhadap barang-barang dari berbagai mitra dagang utama AS. Kebijakan ini dikhawatirkan akan mendorong kenaikan harga barang konsumsi, termasuk alas kaki. Pada awal April lalu, Trump memberlakukan tarif besar-besaran, salah satunya tarif hingga 145 persen untuk produk impor dari China.
Menanggapi situasi ini, Kementerian Perdagangan China menyatakan bahwa pihaknya sedang mengevaluasi tawaran dari Washington untuk menggelar pembicaraan mengenai tarif yang diberlakukan pemerintahan Trump.
Ketidakpastian kebijakan tarif ini juga berdampak pada strategi bisnis para produsen sepatu. Adidas, misalnya, menahan diri untuk tidak menaikkan proyeksi keuangannya untuk tahun 2025, meskipun hasil kuartal pertama tergolong kuat. Hal serupa dilakukan oleh Skechers yang menarik prakiraan tahunannya karena alasan ketidakpastian perdagangan.
ADVERTISEMENT
“Mengingat sifat industri alas kaki AS, bisnis alas kaki dan keluarga Amerika menghadapi ancaman eksistensial dari kenaikan biaya yang sangat besar tersebut. Ratusan bisnis menghadapi prospek penutupan,” tulis FDRA dalam surat tersebut.
Mereka juga menyerukan agar pemerintah mengambil pendekatan yang lebih terarah, berfokus pada barang-barang strategis daripada barang-barang konsumen dasar.