Nilai Perdagangan RI-China Terbesar di Dunia, Tembus USD 149,2 Miliar di 2022

23 Agustus 2023 18:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Duta Besar RI Beijing, Djauhari Oratmangun, dalam peresmian Sino-Indonesia Industrial Cooperation Research Center oleh FPNU, Fuqing, Fujian. Foto: KBRI Beijing
zoom-in-whitePerbesar
Duta Besar RI Beijing, Djauhari Oratmangun, dalam peresmian Sino-Indonesia Industrial Cooperation Research Center oleh FPNU, Fuqing, Fujian. Foto: KBRI Beijing
ADVERTISEMENT
Dubes RI untuk China, Djauhari Oratmangun, melaporkan perkembangan kerja sama bilateral antara Indonesia dan China ke Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Apalagi, kedua negara telah menjalin comprehensive strategic partnership selama 10 tahun.
ADVERTISEMENT
"Kita sekarang 10 tahun merayakan comprehensive strategic partnership antara Indonesia dan Tiongkok. Menurut hemat kami, comprehensive strategic partnership itu harus merefleksikan di angka, supaya kita bisa melihatnya lebih jelas," kata Djauhari di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (23/8).
Di sektor perdagangan, Djauhari mengungkapkan Indonesia adalah rekan dagang terbesar Indonesia. Di tahun 2022, nilai perdagangan Indonesia-China mencapai USD 149,2 miliar atau sekitar Rp 2.282 triliun.
"Menurut data dari China customs itu tahun 2022 volume perdagangan antara Indonesia dan China itu sudah USD 149,2 miliar. Paling besar di seluruh dunia dan surplus untuk kita menurut data dari China. Waktu saya masuk di sana masih kisaran USD 72 (miliar). Jadi cukup signifikan peningkatannya," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Di sektor investasi, Djauhari menyebut nilai investasi China di Indonesia pada tahun 2022 mencapai USD 8,2 miliar. Sehingga, China menjadi negara dengan nilai investasi terbesar di Indonesia bersama Singapura dan Hong Kong.
"Kemudian satu sektor lagi adalah sektor kerja sama sosial budaya. Itu salah satu adalah pertukaran sosial budaya maupun mahasiswa. Mahasiswa Indonesia di Tiongkok sebelum COVID itu 15.700 sekian. Karena COVID banyak yang kembali, banyak kembali, banyak yang sudah lulus, sekarang sudah mulai kembali lagi ke sana sekitar 4.000-5.000," tuturnya.
Djauhari berharap, pasca pandemi akan semakin banyak mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di China dengan tujuan menjadi penghubung kedua negara dengan memahami budaya dan bahasa.
"Karena China, kan, sudah kekuatan ekonomi terbesar kedua sekarang di dunia. Dan kita dan ASEAN akan jadi kekuatan besar di dunia. Jadi kerja sama ini perlu dilanjutkan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Yang selanjutnya dilaporkan kepada Ma'ruf adalah belt and road initiative (BRI), kebijakan yang dikeluarkan pemerintah China untuk menghubungkan Asia dengan Afrika dan Eropa lewat hubungan darat dan maritim.
"Itu terefleksikan dalam empat koridor ekonomi. Pertama koridor ekonomi Sumatera Utara hub ke ASEAN, koridor ekonomi di Kalimantan Utara untuk energi terbarukan, kemudian koridor ekonomi di Sulawesi Utara untuk hub ke Pasifik, kemudian koridor ekonomi di Bali untuk innovation teknologi, jadi teknologi maju dan kemudian tourism," jelasnya.
Tak hanya itu, Djauhari melaporkan kerja sama pembangunan infrastruktur. Yang pertama adalah infrastruktur kesehatan. "Jadi ekosistem kesehatan karena belajar dari pengalaman COVID-19 kemarin dengan satu virus saja ekonomi global collapse. Jadi kita harus perkuat itu," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya adalah transformasi ekonomi. Djauhari mengatakan, Indonesia berkomitmen untuk melakukan transformasi di bidang energi, dan China adalah negara yang terdepan di bidang tersebut seperti solar energy, hydro power hingga kendaraan listrik.
"Kemudian infrastruktur fisik seperti jembatan, jalan, tol road, airport, dan lain-lain. Jadi itu kurang lebih," pungkasnya.