Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Novel Baswedan Cs Dimasukkan ke Grup Investasi Bitcoin, Ini Kata Febri Diansyah
21 Juni 2021 16:37 WIB
ยท
waktu baca 1 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 14:05 WIB
ADVERTISEMENT
Akun telegram sejumlah penyidik KPK yang tak lulus tes wawasan kebangsaan, tiba-tiba ditambahkan ke dalam grup investasi Bitcoin . Kejadian ini diungkapkan oleh eks Jubir KPK Febri Diansyah melalui akun Twitter pribadinya, Senin (21/6).
ADVERTISEMENT
Febri pun termasuk orang yang ditambahkan ke dalam grup bernama Bitcoin Trader Investasi. Selain dia, ada penyidik senior KPK Novel Baswedan , serta sederet pegawai yang tak lulus TWK Yudi Purnomo hingga Sujanarko. Nama Bivitri Susanti hingga Saut Situmorang juga masuk dalam tangkapan layar yang ditunjukkan Febri Diansyah.
Dikonfirmasi kumparan, Febri mengungkapkan bahwa rekan-rekannya itu ditambahkan tanpa sepengetahuan mereka ke dalam grup tersebut. Dialah yang pertama kali menyadari adanya grup itu, berikut sederet nama rekannya yang telah tercatat sebagai member.
"Saya lakukan beberapa hal, menginformasikan kepada teman-teman yang ditambahkan, ada namanya di sana," jelas Febri kepada kumparan, Senin (21/6).
Ia mengakui tak mengetahui siapa oknum yang telah menambahkan mereka ke grup tersebut. Terlebih lagi, akun para pegawai ini notabene diatur supaya tidak bisa ditambahkan ke grup tanpa seizin yang bersangkutan.
ADVERTISEMENT
Febri dan rekan-rekan pun juga langsung keluar dari grup tersebut lantaran mereka tak diizinkan menuliskan pesan langsung di grup itu. Hingga keluar dari grup, Febri mengaku belum menerima tawaran investasi apapun.
"Tapi seperti ada info pembagian profit gitu sebelumnya," pungkas Febri.
Ketua Satgas Waspada Investasi OJK, Tongam L. Tobing, mengungkapkan praktik seperti ini marak terjadi dalam dunia investasi. Tak jarang, rekan-rekan yang kita kenal atau menyimpan kontak kita, memberikan izin akses terhadap investasi tertentu atau pinjaman online tertentu.
"Masyarakat yang akses selalu mengizinkan kontak di HP bisa diakses, ini menjual data orang. Makanya kita dapat SMS meneror kita, karena memang nomor HP kita ada di kontak dia," jelas Tongam, Senin (21/6).
ADVERTISEMENT