Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Nusron Wahid Kritik Rencana Pertamina Ubah Pertalite Jadi Pertamax Green 92
31 Agustus 2023 13:48 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Golkar, Nusron Wahid , tidak setuju rencana Pertamina menghapus Pertalite di 2024 dan digantikan dengan Pertamax Green 92 . Kritik tersebut disampaikan di depan Menteri BUMN Erick Thohir dan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo dalam Rapat Kerja Komisi VI.
ADVERTISEMENT
Nusron menekankan harga Pertamax Green 92 yang berupa Pertalite dicampur dengan 7 persen etanol (E7) itu akan lebih mahal. Sebab, ketersediaan bensin RON 90 langka dan hambatan produksi bioetanol dalam negeri.
“Kenapa kita tidak manfaatkan subsidi output dari kilang RDMP yaitu RON 92 RON 93, murni tanpa Pertamax Green 92 yang murni RON 90 dicampur bioetanol 7 persen. Itu kemarin saya kaget, mohon jadi pertimbangan Pak Tiko (Kartika) supaya kita lebih efisien. Saya yakin lebih mahal dengan kebijakan itu,” kata Nusron dalam Rapat Kerja Komisi VI DPR, Kamis (31/8).
Selain ketersediaan RON 90 yang terbatas, harga bahan baku bensin tersebut mahal. Nusron juga menyinggung Pertamina sudah membuat proyek Refinery Development Master Plan (RDMP), yaitu mengganti BBM standar Euro 2 dengan standar Euro 5.
ADVERTISEMENT
“Output Euro 2 yaitu RON 90, dengan Euro 5 jadi RON 92. Jadi artinya Indonesia produknya tidak ada lagi RON 90, impor berarti,” ujarnya.
Nusron juga menyinggung untuk memproduksi 7 persen bioetanol membutuhkan sebanyak 2 juta ton selama setahun. Sedangkan produksi PTPN group belum mencukupi, hanya 4 ribu ton selama setahun.
“Kita sudah impor 90 yang langka dan mahal di dunia, ditambah impor lagi bioetanol hampir 2 juta kurang 40.000,” tutur Nusron.
Secara rinci, tiga produk yang akan dipasarkan Pertamina tahun 2024 adalah Pertamax Green 92 dengan mencampur RON 90 dengan 7 persen etanol yang disebut E7, kedua Pertamax Green 95 mencampur Pertamax dengan 8 persen etanol jadi E8, dan Pertamax Turbo.
ADVERTISEMENT
"Ini melanjutkan Program Langit Biru tahap dua, di mana BBM subsidi kita naikkan dari RON 90 ke RON 92, karena aturan dari KLHK oktan number yang boleh dijual di Indonesia, minimum 91," ujar Dirut Pertamina, Nicke Widyawati, saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII, Rabu (30/8).
"Oleh karena itu tahun 2024 mohon dukungannya juga kami akan mengeluarkan lagi yang kita sebut Pertamax Green 92. Sebetulnya ini Pertalite kita campur dengan etanol, naik oktannya dari 90 ke 92," sambungnya.