OASA Ganti Nama Perusahaan & Tunjuk Cinta Laura Jadi Komisaris

27 Juni 2022 17:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Artis Cinta Laura saat konferensi pers film series "Daniel & Nicollete" di Jakarta, Rabu, (11/5/2022). Foto: Dok. Agus Apritanto
zoom-in-whitePerbesar
Artis Cinta Laura saat konferensi pers film series "Daniel & Nicollete" di Jakarta, Rabu, (11/5/2022). Foto: Dok. Agus Apritanto
ADVERTISEMENT
PT Protech Mitra Perkasa Tbk (OASA) mengubah nama perusahaan menjadi PT Maharaksa Biru Energi Tbk. Pemegang saham juga mengangkat nama baru di jajaran komisaris, salah satunya artis Cinta Laura Kiehl.
ADVERTISEMENT
Tak hanya Cinta Laura, pemegang saham juga mengangkat Hariyadi Sukamdani menjadi komisaris. Hariyadi terkenal sebagai pengusaha restoran dan hotel. Dia juga Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO).
Keputusan tersebut diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan dan RUPS Luar Biasa (RUPSLB) OASA, di Jakarta, Senin (27/6).
Menurut Direktur Utama PT Maharaksa Biru Energi Tbk Bobby Gafur Umar, Hariyadi Sukamdani merupakan sosok pengusaha sukses yang reputasinya telah teruji. Sementara Cinta Laura adalah wajah baru yang memiliki visi masa depan yang lebih panjang.
Surprise, kami juga menyempatkan artis dan selebriti ternama Cinta Laura sebagai salah seorang Komisaris di Perseroan,” kata Bobby usai rapat di Jakarta, Senin (27/4).
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Maharaksa Biru Energi Tbk, di Jakarta, Senin (27/6). Foto: Humas PT Maharaksa Biru Energi Tbk
Bobby pun memuji Cinta Laura sebagai seorang yang multitalenta dan punya kepedulian sosial yang tinggi. Sebagai orang yang punya banyak prestasi, menurut Bobby, Cinta Laura juga sebagai perwakilan milenial yang memiliki visi masa depan yang lebih panjang.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Cinta Laura juga dinilai memiliki latar belakang pendidikan yang baik. Pada umur yang sangat muda, dirinya telah menyelesaikan studinya di kampus Ivy League di Amerika Serikat (AS) yakni, Universitas Columbia New York.
“Kita enggak mau juga (pilih) komisaris yang enggak punya kompetensi background yang baik. Kami mengajukan ke pemegang saham dan dapat disetujui sebagai komisaris,” ungkap Bobby.