OCBC Luncurkan Layanan Nyala Bisnis, 1 Rekening dengan 13 Mata Uang

31 Mei 2023 11:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peluncuran Nyala Bisnis OCBC NISP di CGV FX Sudirman, Rabu (31/5).  Foto: Ave Airiza/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Peluncuran Nyala Bisnis OCBC NISP di CGV FX Sudirman, Rabu (31/5). Foto: Ave Airiza/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bank OCBC NISP meluncurkan layanan Nyala Bisnis sebuah solusi finansial inovatif yang menyasar para pelaku UMKM. Nyala Bisnis menawarkan kenyamanan pengelolaan keuangan bisnis melalui 1 rekening dengan 13 mata uang, bebas biaya transaksi antar bank tanpa batas dengan BI Fast.
ADVERTISEMENT
Head of Retail Loan Business Bank OCBC NISP, Heriwan Gazali, mengatakan jumlah UMKM di Indonesia tembus 65,46 juta dan berkontribusi sebesar 60,3 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), serta mampu menyerap 97 persen tenaga kerja di Indonesia.
Meski begitu, pelaku UMKM masih menghadapi berbagai tantangan dalam pengelolaan, perencanaan, dan pendanaan bisnis mereka. Hal tersebut tercermin dari hasil OCBC NISP Business Fitness Index 2023, sebuah riset yang dilakukan untuk mengukur kesehatan finansial dari suatu usaha.
Hasil survei menunjukkan bahwa nilai rata-rata skor dari seluruh skala usaha adalah 43,84, yang masih jauh dari skor ideal yaitu 75. Artinya, mayoritas UMKM Indonesia memiliki kesehatan finansial yang perlu ditingkatkan.
"Meski pun saat ini kesehatan finansial mayoritas UMKM Indonesia masih belum optimal, kita harus optimis dan percaya bahwa angka tersebut dapat terus ditingkatkan untuk mencapai skor ideal," kata Heriwan di peluncuran Nyala Bisnis di CGV FX Sudirman, Rabu (31/5).
ADVERTISEMENT
Dari sisi pengelolaan bisnis, 44 persen UMKM di Indonesia masih mencampurkan keuangan pribadi dan bisnis mereka. Padahal, kedua hal tersebut harusnya dipisahkan demi memudahkan mereka menjaga kondisi keuangan bisnis yang lebih sehat.
Selanjutnya, 75 persen UMKM di Indonesia mengaku sudah melakukan pencatatan keuangan. Namun 80 persen dari mereka masih melakukan pencatatan keuangan secara manual di zaman yang serba digital ini. Bahkan, hanya 34 persen UMKM yang memanfaatkan produk digital untuk berbisnis dan operasional mereka.
"Akibat kesadaran perencanaan yang rendah tersebut, 50 persen UMKM Indonesia hanya memiliki dana cadangan yang dapat mendukung kegiatan operasional selama 1-4 bulan," terang dia.
Rendahnya intensi UMKM Indonesia untuk mengajukan pinjaman usaha disebabkan oleh akses informasi ke lembaga keuangan dan jumlah atau nilai jaminan yang terbatas.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu saja, 52 persen UMKM yang melakukan pencatatan keuangan secara tidak sistematis dan tidak rutin juga dapat menghalangi mereka untuk mendapatkan fasilitas kredit dari bank atau lembaga penyedia kredit lainnya.
Ilustrasi OCBC NISP. Foto: Dok. OCBC NISP
"Agar UMKM naik kelas, pebisnis dapat merevolusi cara pandang ketika mereka memulai bisnis, serta melakukan transformasi operasional finansial untuk menumbuhkan usaha. Sehingga tidak hanya sekadar modal niat dan mengejar keuntungan dengan instan, melainkan juga fokus pada pertumbuhan bisnis yang lebih berkelanjutan sejak dini," katanya.
Lebih lanjut, Heriwan mengungkapkan melalui layanan Nyala Bisnis, UMKM dapat mengakses pinjaman secara mudah, gratis biaya MDR QRIS serta kemudahan transaksi bisnis digital di mana saja dan kapan saja via One Mobile dan Velocity. Termasuk kemudahan transaksi valas melalui digital banking tersebut dengan kurs yang kompetitif.
ADVERTISEMENT
"Salah satu keunggulan Nyala Bisnis lainnya adalah Business Fitness Solution yang menyediakan berbagai manfaat seperti pengecekan kesehatan bisnis dan akses modul keterampilan bisnis gratis, serta mengikuti kelas komunitas bisnis dengan pakar bisnis melalui ruangmenyala.com," jelas dia.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Bidang 6 Hipmi Jakarta Pusat, Febrina Stevani, mengatakan pihaknya optimis bahwa selalu akan ada solusi di balik semua tantangan yang dihadapi oleh pelaku UMKM di Indonesia.
"Untuk itu, saya mengapresiasi Bank OCBC NISP yang telah meluncurkan Nyala Bisnis sebagai salah satu solusi yang mengajak pelaku usaha di Indonesia," ungkap Febrina.