OECD Prediksi Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,1 Persen di 2024

8 Desember 2024 13:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana kawasan padat penduduk dengan latar belakang gedung bertingkat di Jakarta, Jumat (6/12/2024). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Suasana kawasan padat penduduk dengan latar belakang gedung bertingkat di Jakarta, Jumat (6/12/2024). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi atau Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) memproyeksikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia akan tetap kuat pada 2024 dan 2025. Masing-masing sebesar 5,1 persen dan 5,2 persen.
ADVERTISEMENT
“Pertumbuhan PDB diproyeksikan tetap kuat, yaitu sebesar 5,1 persen pada tahun 2024 dan 5,2 persen pada tahun 2025,” tulis OECD dalam laporannya, dikutip Minggu (8/12).
Laporan OECD mencatat defisit fiskal diproyeksikan sedikit melebar akibat belanja publik yang signifikan untuk pembangunan IKN. OECD memperkirakan Indonesia bakal defisit di bawah batas 3 persen.
Selain itu, Bank Indonesia diperkirakan akan melanjutkan penurunan suku bunga kebijakan pada akhir 2024 hingga 2025.
Namun, laporan tersebut juga mengingatkan, ketegangan inflasi yang kembali terjadi serta tekanan pada nilai tukar Rupiah dapat menjadi risiko yang memperlambat penurunan suku bunga selama periode proyeksi.
Di sisi lain, tekanan pengeluaran diperkirakan meningkat dalam jangka panjang, terutama karena transisi menuju ekonomi hijau, serta bertambahnya permintaan layanan publik dari populasi yang semakin makmur dan menua.
ADVERTISEMENT
OECD menyoroti pentingnya peningkatan pendapatan struktural untuk memenuhi kebutuhan belanja yang lebih besar. Laporan tersebut menekankan perlunya memperluas basis pajak melalui pengurangan pengecualian, penegakan hukum yang lebih ketat, serta peningkatan partisipasi dalam skema pensiun hari tua. Selain itu, peluncuran program makanan bergizi gratis di sekolah disarankan dilakukan secara bertahap dan ditargetkan kepada kelompok termiskin.
Efisiensi belanja juga menjadi perhatian utama OECD, termasuk melalui pengurangan lebih lanjut subsidi energi dan pengawasan yang lebih ketat terhadap biaya untuk belanja baru. Langkah-langkah ini dinilai penting untuk memastikan pengelolaan fiskal yang berkelanjutan di tengah berbagai tantangan ekonomi yang dihadapi Indonesia.
“Perhatian yang lebih besar terhadap efisiensi belanja diperlukan, termasuk melalui pengurangan lebih lanjut subsidi energi dan pemantauan biaya untuk belanja baru,” tulis OECD.
ADVERTISEMENT