OJK: 66,1 Persen Responden Pilih Saham yang Berbasis ESG

24 Maret 2023 12:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan kesadaran masyarakat terkait produk berorientasi hijau masih berkembang. Mayoritas generasi Z dan milenial Indonesia mulai memiliki kesadaran gunakan produk yang ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan Survei Katadata Riset Center 2022, Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi OJK Aman Santosa mengatakan 33,9 persen responden survei mempertimbangkan reputasi bank di sektor lingkungan dalam memilih layanan atau jasa sektor keuangan.
"Dalam sektor pasar modal, sebanyak 66,1 persen responden survei memilih saham mengutamakan praktik ESG," kata Aman dalam webinar Gebyar Safari Ramadan, Jumat (24/3).
Aman merinci, terdapat berbagai pilihan produk dan layanan keuangan yang berorientasi lingkungan di Indonesia, seperti produk kredit, saham, obligasi, sukuk, dan reksa dana hijau.
"Dalam sektor pasar modal, Indonesia merupakan negara pertama di dunia yang menerbitkan sovereign green sukuk dengan nilai sebesar USD 1,25 miliar," lanjutnya.
Berdasarkan data industri perbankan nasional kuartal III tahun 2022, sejumlah bank nasional tercatat telah menyalurkan lebih dari Rp 690 triliun kredit hijau.
ADVERTISEMENT
Aman menekankan sektor keuangan syariah terbukti tangguh dan mampu bertahan dalam kondisi ketidakpastian perekonomian saat ini. Pada akhir November tahun 2022, total aset keuangan syariah mencapai Rp 2.312,72 triliun, tumbuh 15 persen dari tahun 2021.
"Per November 2022, total aset pada sektor perbankan syariah mencapai Rp756,30 triliun dan memiliki market share sebesar 6,8 persen," lanjutnya.
OJK mencatat total aset pada pasar modal syariah termasuk saham syariah dan sukuk negara mencapai Rp 5.924,08 triliun dan memiliki market share sebesar 18,43 persen.
Karyawan melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/1/2021). Foto: Reno esnir/ANTARA FOTO
Total aset pada sektor Industri Keuangan Non Bank (IKNB) syariah mencapai Rp 143,97 triliun dan memiliki market share sebesar 4,69 persen.
Dalam keuangan syariah, OJK telah merumuskan Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia (MPSJKI) 2021-2025. Pada roadmap tersebut, pengembangan keuangan syariah Indonesia berfokus pada 3 hal pokok, salah satunya penguatan lembaga keuangan syariah.
ADVERTISEMENT
"Penciptaan demand keuangan syariah yang berkelanjutan, dan terbentuknya ekosistem keuangan syariah yang terintegrasi dengan industri halal," imbuh Aman.
OJK juga mendukung program insentif baik kepada konsumen maupun institusi keuangan dalam sektor perbankan, pasar modal, dan IKNB. Beberapa insentif tersebut merupakan insentif penurunan bobot risiko kredit (ATMR) perbankan, insentif diskon 50 persen tarif biaya pencatatan tahunan green bond oleh Bursa Efek Indonesia, dan relaksasi 50 persen bobot risiko penyaluran pembiayaan.