news-card-video
5 Ramadhan 1446 HRabu, 05 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

OJK Beberkan Penyebab Saham Bank Tertekan dan Bebani IHSG

4 Maret 2025 20:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae di Gedung DPR, Rabu (12/7/2023). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae di Gedung DPR, Rabu (12/7/2023). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) buka suara mengenai tekanan yang menimpa saham perbankan dan membebani pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
ADVERTISEMENT
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan kondisi itu berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi dunia melambat dan ketidakpastian pasar keuangan global yang masih terus berlanjut.
“Kondisi penurunan IHSG dan harga saham perbankan itu tidak terlepas dari adanya aksi jual investor asing sesuai dengan risk appetite investor asing yang dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun juga faktor internal,” kata Dian dalam konferensi per Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK secara virtual, Selasa (4/3).
Selain itu, faktor lain yang membuat saham perbankan mengalami tekanan adalah penguatan ekonomi Amerika Serikat (AS), dampak kebijakan tarif yang diteken oleh Presiden AS Donald Trump dan proyeksi penurunan Fed Fund Rate yang lebih terbatas.
Suku bunga acuan yang diproyeksi dalam posisi tinggi dengan waktu yang cukup lama ini akan berimbas pada menguatnya dolar AS dan melemahnya berbagai mata uang negara lain.
ADVERTISEMENT
“Sebenarnya mempengaruhi bagaimana view atau pandangan investor terhadap asset-asset berdominasi rupiah termasuk saham-saham blue chip seperti saham perbankan,” tutur Dian.
Warga melihat layar pergerakan saham pada gawainya di Jakarta, Kamis (24/2/2022). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
Sementara, untuk faktor internal yang mempengaruhi tekanan pada saham perbankan adalah kondisi likuiditas pasar dalam menyikapi situasi perekonomian global dan domestik yang masih belum stabil, juga penurunan daya beli masyarakat.
Menurut dia, menghadapi situasi penurunan harga saham tersebut, perbankan harus tetap optimistis dan fokus pada kinerja fundamental yang solid dan tetap kelola yang baik.
“Sehingga akan tetap bisa menjaga kepercayaan investor ya baik domestik maupun internasional,” tutur Dian.
OJK mengimbau industri perbankan untuk meningkatkan transparansi dan komunikasi yang proaktif kepada investor retail dan institusi. Tujuannya untuk meminimalisir asimetri informasi dan evaluasi gap antara kinerja yang telah dicapai dengan persepsi market.
ADVERTISEMENT
“Karena sebetulnya kalau saya dapat katakan sekarang ini adalah situasinya adalah perbedaan antara persepsi market dengan kondisi bank-bank kita dalam kondisi yang sangat baik secara fundamental. Tapi ini adalah sesuatu yang normal terjadi seperti itu,” terang Dian.