OJK Buka Suara soal ANZ dan Keluarga Gunawan Jual Saham Pengendali Panin Bank

Ilustrasi Panin Bank. Foto: Shutterstock

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menanggapi kabar adanya bank Australia, ANZ, dan keluarga Gunawan -pendiri Panin Group- tengah mempertimbangkan untuk menjual kepemilikan saham gabungan mereka di PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) atau Panin Bank.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menegaskan bahwa kabar tersebut belum bisa dipastikan kebenarannya.

"Itu gosip-gosip, belum ada itu," kata Dian usai acara Peluncuran Roadmap Penguatan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Tahun 2024-2027 di Hotel Grand Hyatt Jakarta, Senin (14/10).

Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, manajemen Panin Bank menegaskan informasi tersebut bukan berasal dari perseroan. Sehingga pihaknya tidak mengetahui kebenaran informasi tersebut.

"Tidak terdapat informasi, fakta, dan/atau kejadian penting lainnya yang dapat mempengaruhi secara material kelangsungan kegiatan usaha Perseroan dan harga saham Perseroan yang belum diungkapkan oleh Perseroan kepada Bursa Efek Indonesia," tulis manajemen perseroan, dikutip Senin (14/10).

Ilustrasi Panin Bank. Foto: Shutterstock

Sumber Reuters menyebutkan ANZ dan keluarga Gunawan mempertimbangkan untuk menjual saham pengendali gabungan di Panin, di mana mereka masing-masing memegang saham substansial.

Keluarga Gunawan, yang mendirikan bank tersebut pada tahun 1971, akan terbuka untuk mengurangi 46,52 persen saham mereka sendiri dan menjual kendali bank.

Keputusan keluarga pendiri tersebut sejalan dengan ANZ yang telah berusaha keluar dari bank selama bertahun-tahun tetapi tidak berhasil karena masalah valuasi.

Pembeli yang ingin memperoleh kendali saham harus membuat penawaran umum untuk Panin Bank, yang memiliki nilai pasar sekitar USD 2,4 miliar. Saham Panin Bank telah naik sekitar 29 persen tahun ini.

ANZ memiliki 39,22 persen saham di bank tersebut. Saham gabungan mereka bernilai sekitar USD 2 miliar. ANZ telah berupaya untuk menjual sahamnya di Panin Bank sejak 2013, tetapi masalah valuasi telah menghambat upaya tersebut.