Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
OJK Catat Aset Dana Pensiun Indonesia Capai Rp 1.508,21 T per Desember 2024
24 Januari 2025 18:27 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Otoritas Jasa Keuangan (OJK ) mencatat total aset industri dana pensiun Indonesia naik 7,31 persen menjadi Rp 1.508,21 triliun atau setara dengan USD 93,55 miliar (dengan kurs Rp 16.145 per dolar AS) per Desember 2024.
ADVERTISEMENT
“Di sisi industri dana pensiun, total aset dana pensiun tumbuh sebesar 7,31 persen year on year menjadi Rp1.508,21 triliun dengan aset dana pensiun sukarela sebesar Rp 382,54 triliun atau tumbuh 3,75 persen,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Kantor Bank Indonesia, Jumat (24/1).
Mahendra menjelaskan outstanding penjaminan per Desember 2024 tercatat terkontraksi 0,71 persen menjadi Rp 419,9 triliun dan aset terkontraksi 0,04 persen menjadi Rp 46,39 triliun.
Dalam kesempatan yang sama, Mahendra juga membeberkan perkembangan industri asuransi .
“Di sektor perasuransian, penjaminan, dan dana pensiun, aset industri asuransi per Desember 2024 mencapai Rp 1.133,87 triliun atau tumbuh 2,03 persen year on year,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Kemudian kinerja asuransi komersil berupa akumulasi pendapatan premi mencapai Rp 336,65 triliun atau tumbuh 4,91 persen.
“Permodalan di industri asuransi komersil pada Desember 2024 masih memadai dengan risk based capital industri asuransi jiwa sebesar 420,67 persen dan asuransi umum dan reasuransi sebesar 325,93 persen di atas ambang batas 120 persen,” jelasnya.
Selanjutnya, di sektor lembaga pembiayaan, perusahaan modal ventura, lembaga keuangan mikro dan lembaga jasa keuangan lainnya, tercatat utang perusahaan pembiayaan tumbuh 6,82 persen secara yoy menjadi Rp 530,46 triliun. Hal ini didukung pembiayaan investasi yang meningkat sebesar Rp 9,66 persen.
Lalu profil risiko perusahaan pembiayaan terjaga dengan rasio Non-performing Financing (NPF) Net sebesar 0,75 persen dan NPF Gross 2,7 persen.
ADVERTISEMENT
“Gearing ratio perusahaan pembiayaan berada pada level yang memadai sebesar 2,31 kali, jauh di bawah batas maksimum 10 kali,” imbuhnya.
Sementara itu pertumbuhan pembiayaan modal ventura di Desember 2024 tercatat terkontraksi sebesar 8,72 persen dengan nilai pembiayaan tercatat Rp 16,48 triliun.
Pada industri peer-to-peer lending (P2P lending), outstanding pembiayaan tercatat tumbuh sebesar 29,14 persen year on year atau sebesar Rp 77,02 triliun dan penyaluran kepada sektor produktif sebesar Rp8,45 triliun.
“Tingkat risiko kredit macet secara agregat atau TWP90 dalam kondisi terjaga di posisi 2,6 persen,” kata Mahendra.