OJK Catat Jumlah Investor Pasar Modal RI Capai 14,35 Juta, Naik 17 Persen

12 November 2024 12:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan jumlah investor pasar modal di Indonesia terus meningkat. Per akhir Oktober 2024, jumlahnya mencapai 14,35 juta investor.
ADVERTISEMENT
Kepala Departemen Pemeriksaan Khusus Pengawasan Keuangan Derivatif Bursa Karbon dan Transaksi Efek OJK, I Made Bagus Tirthayatra, mengatakan jumlah tersebut naik 17,9 persen dari posisi akhir tahun 2023 alias year to date (ytd).
"Pada akhir Oktober, jumlah investor kita di pasar modal mencapai 14,35 juta. Jumlah ini meningkat 17,9 persen dibandingkan dengan akhir 2023 yang jumlahnya mencapai 12,2 juta," ungkapnya saat Grand Launching Single Stock Futures, Selasa (12/11).
I Made menilai pasar modal Indonesia tetap menunjukkan ketahanan dan potensi yang besar meskipun di tengah tantangan global yang ada saat ini. Hal ini ditunjukkan dalam perkembangan beberapa indikator.
Per akhir pekan lalu, Jumat (8/11), nilai kapitalisasi pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp 12,24 triliun atau naik 5 persen dibandingkan dengan akhir 2023.
ADVERTISEMENT
Kemudian dari sisi supply, lanjut I Made, penghimpunan dana di pasar modal Indonesia hingga 4 November 2024 tercatat tumbuh Rp 162,61 triliun dengan penambahan 31 emiten baru.
Gedung Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
Beberapa perkembangan indikator pasar modal tersebut, menurutnya, menandakan kepercayaan yang besar terhadap prospek ekonomi Indonesia di tengah-tengah tekanan global yang sangat tinggi.
"Ini sangat luar biasa teman-teman di SRO dan juga segenap stakeholder pasar modal kita. Upaya yang telah dilakukan bersama untuk mencapai peningkatan yang sangat signifikan dari jumlah investor kita," tutur I Made.
Meski begitu, I Made menilai pihak OJK maupun BEI masih perlu melakukan peningkatan layanan untuk menjadikan pasar modal Indonesia sebagai wahana untuk pembiayaan dan juga untuk investasi yang dapat diandalkan.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang terus dikembangkan, kata dia, adalah instrumen berupa produk derivatif. I Made menyebutkan saat ini BEI sudah memiliki saham dan obligasi baik konvensional ataupun syariah, serta dengan yang tema-tema keberlanjutan.
"Kita juga sudah punya produk-produk derivatif, IDX Futures, ada Indonesian Government Bind Future, dan sekarang bertambah lagi produk derivatif baru yang bisa menjadikan tambahan pilihan instrumen investasi yaitu Single Stock Futures," kata I Made.