OJK Catat Transaksi Bursa Karbon Capai Rp 36,77 Miliar per 31 Mei 2024

12 Juni 2024 12:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi dalam konferensi pers, Senin (6/2/2023). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi dalam konferensi pers, Senin (6/2/2023). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total transaksi bursa karbon telah mencapai Rp 36,77 miliar hingga 31 Mei 2024. Nilai tersebut terus meningkat sejak diluncurkan pada 26 September 2023 lalu.
ADVERTISEMENT
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, mengatakan ada 62 pengguna jasa yang telah mendapatkan izin dengan total volume sebesar 608.427 tCO2e.
"Akumulasi nilai sebesar Rp 36,77 miliar, dengan rincian nilai transaksi 26,86 persen di pasar reguler, 22,88 persen di pasar negosiasi dan 50,26 persen di pasar lelang," kata Inarno melalui keterangan tertulis, dikutip Rabu (12/6).
Inarno menilai potensi bursa karbon masih sangat besar dengan mempertimbangkan terdapat 3.765 pendaftar yang tercatat di Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN PPI).
"Serta tingginya potensi unit karbon yang dapat ditawarkan," ujarnya.
Presiden Joko Widodo meresmikan Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) pada 26 September 2023 sebagai bentuk dukungan dalam pencapaian NDC Indonesia, yang mengakomodasi kebutuhan perdagangan karbon di Indonesia.
ADVERTISEMENT
IDXCarbon/Indonesia Carbon Exchange merupakan merek Carbon Exchange yang dijalankan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
BEI melalui Indonesia Carbon Exchange berkomitmen mengembangkan perdagangan karbon yang transparan, tertib, dan sesuai dengan praktik dunia, sehingga dapat membuka potensi perdagangan karbon Indonesia.