OJK Ingatkan Risiko Keuangan Digital: Bisa Bikin Utang Konsumen Naik

12 November 2024 16:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi dalam acara Bulan Fintech Nasional 2024 di Mal Kota Kasablanka, Selasa (12/11/2024). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi dalam acara Bulan Fintech Nasional 2024 di Mal Kota Kasablanka, Selasa (12/11/2024). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
ADVERTISEMENT
Kemudahan akses terhadap layanan keuangan berbasis teknologi (fintech) membawa dampak yang signifikan terhadap inklusi keuangan di Indonesia. Namun, di balik kemajuan ini, terdapat risiko besar yang perlu diwaspadai.
ADVERTISEMENT
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, mengingatkan pelaku industri fintech untuk lebih memperhatikan kesejahteraan finansial konsumen dalam jangka panjang.
Wanita yang akrab disapa Kiki itu menyoroti fenomena over-indebtedness atau kondisi konsumen terjebak dalam jumlah utang yang berlebihan. Akibat kemudahan akses ke produk-produk keuangan digital.
"Kemudahan akses yang ditawarkan oleh platform-platform fintech, seperti kredit online, memang memberikan manfaat dalam mempercepat inklusi keuangan, tetapi di sisi lain juga meningkatkan risiko terjadinya utang berlebihan pada konsumen," kata Kiki dalam acara Bulan Fintech Nasional 2024 di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Selasa (12/11).
Ilustrasi Belanja Online. Foto: Shutterstock
Menurutnya, masalah utang berlebih tidak hanya terjadi di Indonesia. Tetapi menjadi tantangan global yang dihadapi banyak negara.
ADVERTISEMENT
"Ini sangat berbahaya karena ketika kita melakukan literasi dan inklusi keuangan, saya berharap pelaku usaha jasa keuangan (PUJK) mengutamakan financial well-being atau kesejahteraan finansial konsumen," ungkapnya.
Kiki menekankan pentingnya tanggung jawab pelaku industri dalam memberikan edukasi dan literasi kepada konsumen terkait risiko utang dan bahaya penipuan atau scam yang marak terjadi di dunia digital.
"Jangan hanya fokus pada target akuisisi dan penjualan, tetapi utamakan kesejahteraan konsumen. Konsumen yang teredukasi dengan baik akan menjadi pelanggan loyal yang tumbuh bersama dengan bisnis Anda," jelasnya.
Lebih lanjut, dia menyebut inklusi keuangan yang bertanggung jawab harus menjadi prioritas utama.
"Jangan sampai ada mindset bahwa selama target tercapai, urusan konsumen yang terjebak utang bukan menjadi tanggung jawab kita. Kita harus mengedepankan inklusi yang bertanggung jawab, tidak hanya hajar di depan," tegasnya.
ADVERTISEMENT