OJK: Kebocoran Data Nasabah Jadi Tantangan Terbesar Perbankan di Era Digital

10 November 2021 19:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut pandemi COVID-19 memaksa perbankan melakukan transformasi digital. Namun sejumlah tantangan besar masih membayangi industri perbankan, mulai dari kebocoran data nasabah hingga serangan siber.
ADVERTISEMENT
Senior Executive Analyst OJK Roberto Akyuwen mengatakan, ada beberapa tantangan yang harus diperhatikan perbankan dalam melakukan transformasi. Mulai dari risiko perlindungan dan pertukaran data pribadi, risiko strategis investasi di bidang IT, hingga risiko serangan siber.
“Kemudian kesiapan organisasi, risiko kebocoran data nasabah, penyalahgunaan teknologi, risiko penggunaan pihak ketiga (outsourcing), infrastruktur jaringan komunikasi, kemudian ada regulatory framework yang dalam beberapa konteks mungkin dianggap belum sepenuhnya kondusif,” ujarnya dalam InfobankTalkNews Hyper Automation: Customer Expectation Outlook in Post COVID-19 Era, Rabu (10/11).
Guna mengantisipasi risiko-risiko tersebut, regulator telah menerbitkan master plan sektor jasa keuangan Indonesia 2021-2025. Roberto mengatakan, dalam akselerasi transformasi digital, OJK bersama dengan Bank Indonesia (BI), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) secara paralel menerbitkan kebijakan-kebijakan high level, mid level, dan technical level.
ADVERTISEMENT
“Selain ada upaya penguatan daya tahan dan daya saing, dan juga pengembangan ekosistemnya, semua diubah agar lebih efisien, terkoneksi, nasabah bisa mendapatkan apa saja hanya dengan satu-dua pencet, anytime and awnywhere,” katanya.
Dari master plan tersebut, lanjut Roberto, kemudian diturunkan menjadi roadmap. Selanjutnya, blueprint atau cetak biru transformasi digital perbankan yang berisikan lima aspek yang perlu diperhatikan saksama dalam rangka transformasi digital perbankan.
“Pertama, it’s about data, kemudian mengenai teknologinya, kemudian juga ada manajemen risiko yang senantiasa kami pantau, dan yang terakhir tatanan institusi,” ucap dia.
Vice President-Business Solution Consulting Newgen, Ritesh Varma, menjelaskan bahwa otomatisasi menjadi bisnis yang menjanjikan bagi perbankan. Melalui teknologi hyper automation, perbankan bisa semakin terhubung dengan konsumennya.
ADVERTISEMENT
"Kepuasan yang timbul dari nasabah yang melakukan transaksi di perbankan dengan hyper automation pada akhirnya akan menarik nasabah lainnya untuk ikut merasakan pengalaman bertransaksi yang sama," jelas Ritesh di diskusi yang sama.
Lebih lanjut Ritesh mengungkapkan, terdapat berbagai teknologi digital di balik kenyamanan bertransaksi nasabah. Kumpulan teknologi dalam satu platform tersebut adalah kunci dari hyper automation pada perbankan.
Newgen sendiri menawarkan kemudahan dalam adaptasi layanan platform hyper automation di sektor perbankan. Melalui layanan ini, perbankan bisa segera mulai untuk semakin mendigitalisasi layanannya demi pengalaman bertransaksi nasabah yang lebih baik. "Kami terus melakukan berbagai kerja sama dengan perbankan dalam hal hyper automation. Dengan bantuan dari Anabatic, kami mampu mengkostumisasi layanan kami untuk Indonesia," paparnya.
ADVERTISEMENT
Director Anabatic Technologies, Agus Muljady, menambahkan bahwa pelayanan yang mudah dan cepat akan menjadi pilihan nasabah. Sejauh ini, jelas dia, para customer lebih memilih layanan yang simpel dan mudah.
"Personalisasi layanan banking SuperApps diharapkan dapat memenuhi kebutuhan yang berbeda-beda. Ke depannya, persaingan perbankan di area digital bisa dilihat dari persaingan banking SuperApps, seperti produk-produk inovatif, terhubung dengan platform digital favorit, kemudahan melakukan transaksi, tampilan eye-catching, personalize feature, promo dan cashback, serta keamanan bertransaksi," katanya.
Namun, lanjut dia, dari segi keamanan bank juga perlu diperhatikan. Secara operasional yakni bagaimana bank bisa mengamankan datanya. Selain itu, cara pengaturan proses menjaga data agar tidak bocor juga harus diperhatikan oleh perbankan.
"Di bank yang sudah besar dan banyak integrasi antar sistem, memang harus ada dokumentasi yang menggambarkan integrasi antar sistem. Sehingga kita tahu bisnis prosesnya apa saja dan bagian mana yang bisa di otomasi," tambahnya.
ADVERTISEMENT