OJK: Kredit Perbankan Capai Rp 7.095 Triliun di Februari 2024

2 April 2024 14:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae di Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023, Senin (6/2/2023). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae di Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023, Senin (6/2/2023). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kredit industri perbankan telah mencapai Rp 7.095 triliun pada Februari 2024. Nilai tersebut tumbuh 11,28 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Industri perbankan melanjutkan tren yang positif dengan kredit tumbuh double digit di bulan Februari 2024 sebesar 11,28 persen menjadi Rp 7.095 triliun," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Komisioner, Selasa (2/4).
Hal tersebut diiringi oleh kualitas kredit masih terjaga dengan rasio non performing loan (NPL) net perbankan sebesar 0,82 persen dan NPL gross sebesar 2,35 persen.
Ilustrasi Uang Rupiah Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Sementara risiko pasar juga menurun ditinjau dari Posisi Devisa Neto (PDN) tercatat sebesar 1,39 persen. Sedangkan bulan sebelumnya di angka 1,41 persen, jauh di bawah threshold 20 persen.
Adapun kredit investasi tercatat tumbuh sebesar 11,82 persen secara tahunan atau year on year (yoy), turun dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 13,39 persen yoy. Kredit modal kerja tumbuh sebesar 12,04 persen yoy, menurun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 12,26 persen yoy. Kredit konsumsi tumbuh 9,54 persen yoy di Februari 2024.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) industri perbankan pada Februari 2024 tercatat sebesar Rp 8,441 triliun yoy atau tumbuh 5,66 persen yoy. Giro menjadi kontribusi terbesar yaitu 7,33 persen yoy.
Seorang warga melintas di depan kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Foto: ANTARA FOTO/Indrayadi TH
Sementara itu, likuiditas industri perbankan pada Februari 2024 dalam level yang memadai dengan rasio-rasio likuditas yang terjaga. Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) naik masing-masing menjadi 121,98 persen dan 27,41 persen. Nilai tersebut jauh di atas ambang batas ketentuan masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.
Sementara, permodalan perbankan masih di level yang solid dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 27,72 persen, sedangkan Januari berada di angka 27,52 persen.
"Ke depan tetap memperhatikan risiko perbankan utamanya risiko pasar dan dampaknya terhadap pada risiko likuditas terkait sentimen suku bunga global yang masih tinggi dan potensi peningkatan kredit pasca berakhirnya masa relaksasi kredit restrukturisasi covid 19 pada Maret 2024," kata Dian.
ADVERTISEMENT
"Untuk itu perbankan diminta untuk meningkatkan daya tahannya dengan penguatan permodalan dan menjaga coverage CKPN secara memadai, serta secara rutin melakukan stress test untuk mengukur kemampuan permodalan dalam menyerap potensi risiko," pungkasnya.