OJK: Kredit Perbankan Tumbuh 10,9 Persen di Oktober 2024

13 Desember 2024 19:35 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae menuturkan, kinerja intermediasi perbankan tumbuh positif dengan profil risiko yang terjaga.
ADVERTISEMENT
Kata dia, per Oktober 2024, pertumbuhan kredit masih melanjutkan double digit growth sebesar 10,9 persen yoy (year on year) dibanding September 2024 sebesar 10,8 persen, menjadi Rp 7,6 triliun.
Berdasarkan jenis penggunaannya, Dian bilang, kredit Investasi tumbuh tertinggi sebesar 13,6 persen, diikuti oleh Kredit Konsumsi 11 persen, sedangkan Kredit Modal Kerja 9,2 persen.
"Ditinjau dari kepemilikan bank, bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit yaitu sebesar 12,6 persen yoy. Berdasarkan kategori debitur, kredit korporasi tumbuh sebesar 16 persen, sementara kredit UMKM juga tetap tumbuh sebesar 4,7 persen," ujar Dian, lewat keterangan pers virtual, Jumat (13/12).
Di sisi lain, Dian menyebut, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tercatat tumbuh sebesar 6,7 persen yoy, menjadi Rp 8.7 triliun, dengan giro tumbuh 6,7 persen, tabungan tumbuh 7,4 persen, dan deposito tumbuh 6,1 persen.
ADVERTISEMENT
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae pada sosialisasi penerbitan POJK Tata Kelola di Jakarta, Selasa (19/9/2023). Foto: OJK
"Likuiditas industri perbankan pada Oktober 2024 tetap memadai, dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing sebesar 113,6 persen dan 25,5 persen, dan masih di atas threshold masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen," pungkas dia.
Dian mengatakan, Liquidity Coverage Ratio (LCR) berada di level 222,70 persen dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) di level 129,50 persen, mengindikasikan ketahanan likuiditas jangka pendek dan pendanaan jangka panjang industri perbankan ke depan yang solid.
"Sementara itu, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 2,20 persen dan NPL net sebesar 0,77 persen. Loan at Risk (LaR) juga menunjukkan tren penurunan menjadi sebesar 9,94 persen. Rasio LaR tersebut juga mendekati level sebelum pandemi yaitu sebesar 9,93 persen pada Desember 2019," jelas Dian.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, secara umum, tingkat profitabilitas bank (ROA) sebesar 2,7 persen, menunjukkan kinerja industri perbankan tetap resilien dan stabil.
"Ketahanan perbankan juga tetap kuat tercermin dari permodalan (CAR) yang berada di level tinggi dan meningkat yaitu sebesar 27,07 persen dan menjadi bantalan mitigasi risiko yang kuat di tengah kondisi ketidakpastian global," imbuhnya.