OJK Panggil Pinjol AdaKami Imbas Viral Dugaan Peminjam Bunuh Diri

20 September 2023 11:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memanggil perusahaan P2P lending atau pinjol bernama PT Pembiayaan Digital Indonesia atau AdaKami imbas dugaan korban bunuh diri pada Mei 2023 karena tidak mampu membayar dan diteror debt collector.
ADVERTISEMENT
Deputi Komisioner Perlindungan Konsumen OJK Sarjito menjelaskan, pihaknya sedang melakukan pendalaman dalam membuat penjelasan perkaranya. OJK meminta seluruh pihak untuk menunggu proses pendalaman tersebut.
“Sedang dilakukan pendalaman untuk membuat terang perkaranya dengan memanggil para pihak terkait. Tunggu aja prosesnya ya nanti aku kabari semuanya,” kata Sardjito kepada kumparan, Rabu (20/9).
Mengutip tweet @rakyatvspinjol, korban yang diduga bunuh diri mendapat teror dan cacian dari pihak AdaKami hingga dapat pemecatan korban berjenis kelamin laki-laki, yang memiliki seorang anak balita perempuan berusia 3 tahun.
“Di cerita ini, aku akan pakai inisial K (korban). Korban adalah seorang suami dan ayah, yang memiliki seorang anak balita perempuan. Usia anaknya masih 3 tahun,” tulis cuitan @rakyatvspinjol, dikutip Rabu.
ADVERTISEMENT
Saat korban sulit membayar tunggakan pinjol dan telat membayar, teror dari desk collection AdaKami berdatangan. Teror pertama menyebabkan korban dipecat dari kantornya. DC Adakami terus menerus menelepon ke kantor korban yang akhirnya mengganggu kinerja operator telepon.
“Setelah itu, teror order fiktif Gojek/Gofood pun berdatangan. Dalam 1 hari, ada 5-6 order fiktif yang datang ke rumahnya. Driver ojol kadang ada yang mengerti kalau itu order fiktif, namun ada juga yang ngotot disuruh bayar,” sambungnya.
Pihak keluarga mengangkat telepon yang terus menerus meneror K setelah K meninggal. Orang tersebut mengaku dari pihak Adakami. Teror debt collector masih terus berlanjut dan masih terus mengirimkan order fiktif Gofood ke rumah korban, meskipun korban sudah meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
"Kasus ini pernah sampai di tangan kepolisian, polisi lah yang menemukan surat terakhir yang ditulis oleh K. Di dalamnya K menulis dengan sangat jelas bahwa 'AdaKami telah merusak hidupnya'," lanjutnya. kumparan juga meminta penjelasan kepada pihak AdaKami namun hingga saat ini belum ada respons dari pihak terkait.
***
Anda bisa mencari bantuan jika mengetahui ada sahabat atau kerabat, termasuk diri Anda sendiri, yang memiliki kecenderungan bunuh diri.
Informasi terkait depresi dan isu kesehatan mental bisa diperoleh dengan menghubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas dan Rumah Sakit terdekat, atau mengontak sejumlah komunitas untuk mendapat pendampingan seperti LSM Jangan Bunuh Diri via email [email protected] dan saluran telepon (021) 9696 9293, dan Yayasan Pulih di (021) 78842580.
ADVERTISEMENT