Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
ADVERTISEMENT
Otoritas Jasa Keuangan (OJK ) melaporkan kontribusi pasar saham Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) masih rendah.
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar mengatakan, posisi Indonesia tertinggal oleh India, Thailand, dan Malaysia.
“Kontribusi pasar saham terhadap PDB, walaupun tumbuh masih berada di bawah negara kawasan seperti India sebesar 140 persen, Thailand 101 persen, atau Malaysia 97 persen,” kata Mahendra di Gedung BEI, Kamis (2/1).
Menurutnya, untuk merealisasikan ruang dan potensi pertumbuhan pasar modal yang masih sangat besar, diperlukan penguatan ekosistem pasar modal RI.
“Sehingga meningkat aspek integritas pasar yang menjadi latasat utama a well-functioning and efficient capital market,” ujarnya.
Mahendra menekankan kinerja pasar modal yang positif merupakan modal penting untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional. Pada tahun 2025 OJK bersama seluruh pemangku kepentingan berkomitmen untuk mengimplementasikan berbagai program strategis pemerintah.
ADVERTISEMENT
Berbagai program tersebut difokuskan pada penguatan dan pengembangan pasar modal. Salah satunya melalui peningkatan pendalaman pasar, seperti peningkatan kuantitas dan kualitas perusahaan tercatat.
Program strategis ini dilaksanakan melalui berbagai inisiatif termasuk meningkatkan porsi saham free float dan mendorong perusahaan dengan kapasitas yang sebesar untuk melantai di bursa.
“Program ini dilaksanakan melalui peningkatan peran investor institusi pada pasar perdana dan sekunder di pasar modal,” kata Mahendra.
Dalam konteks ini, Mahendra bilang, OJK mendorong optimalisasi penggunaan efek beragunan aset untuk mendukung likuiditas pelaksanaan program 3 juta rumah. Untuk OJK siap mendorong sinergi untuk memperkuat skema dan ekosistem efek beragunan aset tersebut.
“Kami juga akan mengembangkan produk baru dan optimalisasi pemanfaatan produk pasar modal yang existing termasuk busa karbon dan produk yang berwawasan ESG,” kata Mahendra.
ADVERTISEMENT