Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
5 Ramadhan 1446 HRabu, 05 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Kami mencapai suatu kesimpulan yang menilai bahwa stabilitas sektor jasa keuangan memang tetap dapat terjaga sekalipun tantangan perekonomian global dan juga perkembangan domestik terjadi dinamika yang penting,” kata Mahendra dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK, secara virtual, Selasa (4/3).
Mahendra mengatakan OJK menilai pertumbuhan ekonomi global dengan inflasi di beberapa negara maju, mulai menunjukkan peran penurunan volatilitas pasar tetap tinggi. Hal ini terjadi seiring ketidakpastian kebijakan ekonomi dan geopolitik yang terus berkembang di Amerika Serikat (AS).
Menurut dia pertumbuhan ekonomi AS cukup solid dengan aktivitas ekonomi didukung oleh konsumsi dan inflasi berada di 3 persen pada Januari 2025 dan indeks harga konsumen (IHK) naik ke 3,3 persen.
Baik inflasi maupun IHK ini menunjukkan tekanan harga di luar energi dan pangan masih cukup tinggi. Kemudian, Mahendra juga menyoroti pasar tenaga kerja yang dinilai tetap kuat dan kebijakan moneter yang juga dinilai cenderung netral.
ADVERTISEMENT
Meskipun dia tidak menampik dari sisi geopolitik upaya penyelesaian konflik di Ukraina belum menemukan titik terang. Sekalipun telah dilakukan berbagai pertemuan di tingkat Internasional termasuk pertemuan Presiden Amerika Serikat dengan Presiden Ukraina terlihat jelas tidak mencapai kesepakatan.
“Selain itu rencana penerapan tarif baru Amerika Serikat terhadap negara mitra dagang utamanya nampaknya semakin pasti akan diterapkan dan hal itu tentu akan meningkatkan ketidakpastian perekonomian utamanya perdagangan global,” terangnya.
Dari sisi perekonomian nasional, menurut dia inflasi cukup terkendali dengan menunjukkan inflasi Januari 0,76 persen dan inflasi inti sebesar 2,26 persen. Hal ini menunjukkan permintaan domestik masih cukup baik.
Hanya saja, Mahendra mewanti-wanti perlunya mencermati permintaan kendaraan baik motor maupun mobil, penurunan penjualan semen juga perlambatan pertumbuhan harga dan penurunan volume penjualan rumah.
ADVERTISEMENT
Sementara dari sisi manufaktur pada Januari tahun ini naik ke level 51,9 dari sebelumnya 51,2, kinerja neraca perdagangan pada Januari 2025 menunjukkan surplus USD 3,45 miliar atau tumbuh 71 persen.
“OJK mendukung implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 8 2025 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 36 2023 tentang Devisa Hasil Ekspor dari kegiatan pengusahaan pengelolaan dan atau pengolahan sumber daya alam dalam rangka meningkatkan cadangan devisa negara,” jelasnya.