OJK soal Saham Gorengan yang Disinggung Jokowi: Kita Ada Pengawasan Terintegrasi

6 Februari 2023 18:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi dalam konferensi pers, Senin (6/2/2023). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi dalam konferensi pers, Senin (6/2/2023). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merespons pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal Adani Group milik konglomerat Gautam Adani kehilangan USD 120 miliar atau Rp 1.800 triliun karena tertipu saham gorengan.
ADVERTISEMENT
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, mengatakan OJK memiliki parameter untuk mengukur pergerakan saham, salah satunya dengan unusual market activity (UMA) dan suspensi.
“Kita tidak menutup mata saat ini ada saham yang naik begitu UMA dan suspensi tetap naik. Kita lakukan pengawasan terintegrasi baik di Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait pergerakan harga saham,” kata Inarno dalam konferensi pers OJK virtual, Senin (6/2).
Untuk mengantisipasi saham gorengan, Inarno menekankan pengawasan terintegrasi dilakukan terhadap BEI, Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), maupun Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). OJK memantau pasar negosiasi karena aktivitas di pasar tersebut tidak lepas dengan BEI.
“Apa yang terjadi di KSEI, perpindahan saham free of payment tentunya kita juga akan perhatikan sekali,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Inarno juga menyinggung revisi peraturan OJK buyback saham perusahaan delisting. Revisi ini masih dalam proses diskusi.
“Jadi betul kita sedang revisi POJK terkait buyback saham perusahaan delisting di BEI. Diharapkan tahun ini keluar revisi POJK tersebut,” tuturnya.

Jokowi Ingatkan Saham Gorengan, Jangan seperti Adani Group di India

Jokowi menyebut di India, ada perusahaan jumbo bernama Adani Group milik konglomerat Gautam Adani yang kehilangan USD 120 miliar karena tertipu saham gorengan dari investor aktivis Hindenburg Research di AS. Nilainya setara Rp 1.800 triliun.
“1 perusahaan Adani kehilangan USD 120 miliar, hilang. Langsung dirupiahkan Rp 1.800 triliun. Hati-hati mengenai ini, pengawasan, pengawasan, pengawasan. Jangan sampai ada yang lolos seperti itu karena goreng-gorengan Rp 1.800 triliun,” imbuh Jokowi dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023 di Hotel Shangri-La, Jakarta, Senin (6/2).
ADVERTISEMENT
Akibat kejadian ini, kekayaan Adani menyusut USD 64,7 miliar dalam 10 hari. Bursa saham India pun langsung bergejolak.
Boncosnya Rp 1.800 triliun aset Adani Group bikin seperempat Produk Domestik Bruto (PDB) India hilang. Kondisi ini menyebabkan mata uang Rupee jatuh.
“Hati-hati mengenai ini, padahal kondisi makronya bagus. Sehingga dilihat betul mana yang suka menggoreng. Kalau goreng-goreng (saham) pas dapet, ya, enak tapi kalau kepeleset seperti tadi saya sampaikan Adani di India,” jelasnya.