OJK Ungkap Penyebab BPR Banyak yang Tutup

14 Oktober 2024 16:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gedung Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Foto: Anggi Dwiky Darmawan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gedung Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Foto: Anggi Dwiky Darmawan/kumparan
ADVERTISEMENT
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan penyebab Bank Perekonomian Rakyat (BPR) banyak yang ditutup di tahun ini. OJK mencatat selama tahun 2024 ada 15 BPR/BPRS (13 BPR dan 2 BPRS) yang izin usahanya ditutup.
ADVERTISEMENT
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, mengatakan salah satu penyebab BPR banyak yang berguguran karena penyuntikan modal untuk BPR yang bermasalah keuangannya mengalami kendala pada proses politik di pemerintah daerah.
"Belajar dari yang terjadi saat ini, beberapa BPR terpaksa ditutup karena persoalan-persoalan keuangan, kalau pemerintah daerah maupun pemerintah pusat kalau mau meng-inject modal itu memerlukan waktu yang sangat lama, proses politiknya ada," kata Dian dalam Peluncuran Roadmap Penguatan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Tahun 2024-2027 di Hotel Grand Hyatt Jakarta, Senin (14/10).
Sementara BPR memerlukan rescue yang sangat cepat. Atas hal tersebut, OJK ingin BPR di bawah pengendalian Bank Pembangunan Daerah (BPD).
"Karena itu memang koordinasi di bawah BPD itu merupakan salah satu solusi yang kita sedang apa namanya kita terapkan pada saat ini," ujar Dian.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae di Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023, Senin (6/2/2023). Foto: Dok. Istimewa
Dengan demikian, jika ke depan terjadi permasalahan dengan BPR, maka BPR tersebut dapat di-rescue dengan cepat.
ADVERTISEMENT
"Nah tidak lagi mengandalkan ada apa namanya proses politik di DPRD dan lain sebagainya. Tapi ini lebih cepat bisa diselesaikan oleh BPD yang sebetulnya kalau kita lihat skalanya BPR-BPR itu sangat kecil kalau dibandingkan kekuatan BPD ya," kata Dian.
"BPD ini pertama kita asumsikan dia lebih kuat, dalam segala hal dia lebih kuat termasuk dalam permodalan dan lain sebagainya. Governance apalagi ya, itu diharapkan kita akan lebih baik," katanya.