Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Ojol Ngeluh Dapat Bonus Hari Raya Rp 50 Ribu, Menaker Bakal Panggil Aplikator
27 Maret 2025 18:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Ada ini lagi di atur jadwalnya harusnya sekarang tapi ada jadwal ke istana. Hopefully (sebelum Lebaran)," ucap Yassierli di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (27/3).
Dia mengaku, sampai saat ini ada laporan masuk mengenai BHR ojol ini, sebagian dari pengadu mempertanyakan sistem nominal dari pembagian BHR. Yassierli pun mengkaji laporan yang diterima itu.
Secara aturan di Surat Edaran (SE) Menaker tentang BHR ojol, kata dia, memang pembagian bonus di kategorisasi alias tak semua mendapat secara prorata. Yassierli mengakui hal ini menjadi tantangan bagaimana tiap aplikator mengkategorikan di luar yang sudah ditetapkan pemerintah.
"Challange-nya adalah bagaimana perusahaan aplikator ini mengkategorikan di luar itu. dan besaran berapa itu yang perlu klarifikasi ke mereka. tapi sekali lagi saya sampaikan kita lihat ini positif ini sesuatu yang baru tahun ini," ujar dia.
Sebelumnya, para pengemudi ojol yan tergabung dalam Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) memprotes keberadaan BHR yang hanya dibayarkan Rp 50.000.
ADVERTISEMENT
Ketua SPAI Lily Pujiati mendapat laporan tentang adanya pekerja ojol Gojek yang BHR-nya hanya dibayarkan senilai Rp 50.000 padahal pendapatannya selama 12 bulan sebesar Rp 93 juta.
“Hitungan ini sangat tidak ini adil karena platform menentukan kategori yang diskriminatif seperti hari kerja 25 hari, jam kerja online 250 jam, tingkat penerimaan order 90 persen, total orderan minimal 250 orderan dan rata-rata rating 4,9 setiap bulannya,” kata Lily dalam keterangan tertulis Selasa (25/3).
Menurutnya angka tersebut berbeda jauh dengan informasi yang diterima Presiden mengenai BHR ojol yang mencapai Rp 1 juta dari platform aplikasi. Terkait produktivitas dalam bekerja, Lily melihat syarat tersebut tidak adil karena ada beberapa skema prioritas, skema slot, skema aceng (argo goceng), dan skema level atau tingkat prioritas.
ADVERTISEMENT