Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
OK Bank Pede Kredit Tetap Tumbuh di Tengah Kenaikan Inflasi dan Suku Bunga
3 Oktober 2022 14:23 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) atau OK Bank memastikan penyaluran pembiayaan atau kredit kepada para nasabah masih akan tumbuh, meskipun saat ini laju inflasi dan suku bunga acuan meningkat.
ADVERTISEMENT
Laju inflasi selama September 2022 mencapai 1,17 persen secara bulanan (mtm) dan 5,95 persen secara tahunan (you). Inflasi bulanan tersebut bahkan mencetak rekor tertinggi sejak Desember 2014.
Department Head Retail OK Bank Hardiansyah Ramadhan mengatakan, pihaknya memastikan penyaluran kredit, termasuk kredit tanpa agunan (KTA), tetap tumbuh. Menurutnya, KTA menjadi salah satu alternatif tambahan modal bagi nasabah.
"Nasabah dapat memiliki tambahan modal melalui beberapa layanan pembiayaan, seperti yang ditawarkan oleh OK KTA dari OK Bank," ujar Hardiansyah dalam keterangannya, Senin (3/10).
Dia melanjutkan, OK KTA memiliki KTA Me Too, yakni penambahan modal dengan plafon dana pinjaman hingga Rp 20 juta. Selain itu, nasabah juga dapat mengajukan pinjaman melalui produk KTA premium yang menawarkan plafon pinjaman hingga Rp 200 juta.
ADVERTISEMENT
“Beberapa produk yang kami tawarkan memberikan banyak kemudahan bagi nasabah untuk mendapatkan yang diinginkan dengan dana yang maksimal," jelasnya.
Program OK KTA, kata Hardiansyah, merupakan pinjaman dengan tenor sampai 60 bulan. Akses pengajuan kredit juga diberikan melalui persyaratan sederhana, yakni melampirkan identitas diri (KTP) dan referensi bukti vaksin kedua.
"Proses pengajuan pinjaman juga hanya 5 menit, dan pencairan cukup satu hari kerja apabila dokumen yang disertakan lengkap dan sesuai, sehingga para calon pengantin tidak perlu menunggu waktu lama untuk memenuhi kebutuhan nasabah," tambahnya.
OK Bank mencatat penyaluran kredit ritel mencapai Rp 1,17 triliun hingga akhir Agustus 2022. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan keseluruhan tahun 2021 yang hanya Rp 456 miliar.
ADVERTISEMENT