Okupansi Hotel di Yogyakarta Tak Terkerek Momentum Idul Adha
11 Juni 2025 14:57 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Sektor perhotelan dan restoran di Yogyakarta tak merasakan tuah libur panjang Idul Adha. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono, mengatakan okupansi tak setinggi Idul Adha tahun lalu.
ADVERTISEMENT
"Okupansi rata-rata se DIY 5-9 Juni, 20 sampai 40 persen. Turun dibanding Idul Adha tahun kemarin bisa 50 persen. Padahal tahun ini lebih panjang liburnya," kata Deddy dikonfirmasi, Rabu (11/6).
Deddy memprediksi, ini karena menurunnya daya beli masyarakat. Selain itu, banyak masyarakat yang memilih liburan pada saat libur Waisak bulan Mei lalu.
Sementara jelang libur sekolah, Deddy menyatakan belum ada hilal yang tampak. Maksudnya, tingkat reservasi hotel belum menggembirakan.
"Libur sekolah ini belum ada hilalnya. Masih stagnan di 25-30 persen. Larangan study tour juga sangat berpengaruh dari beberapa daerah," jelasnya.
Pelaku Wisata Keluhkan Sepi
Libur panjang Idul Adha tak memberikan dampak signifikan kepada pelaku wisata di kawasan Malioboro. Libur panjang kali ini tak seramai libur panjang sebelum-sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Padahal ada empat hari libur berturut-turut dari Jumat (6/6) sampai Senin (9/6). Hal ini pula yang dirasakan Muhammad Arifin (28), salah satu kusir andong di kawasan Malioboro. Dia butuh waktu 2,5 jam untuk mendapatkan penumpang hari ini.
"Dari pagi baru sekali narik ini. Tadi nunggu penumpang aja 2,5 jam saya," kata Arifin ditemui di Malioboro, Senin (9/6) lalu.
Pada empat hari libur Idul Adha ini, rata-rata dia narik penumpang dua kali sehari. Sementara di libur panjang biasanya bisa mencapai empat kali narik hanya dalam empat jam.
"Hari ini nunggu lagi belum dapat lagi," jelasnya.
Arifin membandingkan dengan libur panjang pada Kenaikan Yesus Kristus pada Mei lalu. Dia mengaku begitu mudah mendapatkan penumpang saat itu.
ADVERTISEMENT
"Mungkin karena panjang ya. Mungkin kalau momen Idul Adha di rumah-rumah saja (wisatawannya)," bebernya.
Libur Idul Adha ini justru lebih mirip dengan libur akhir pekan pada umumnya. "Agak sepi kalau dibilang, mungkin juga daya beli masyarakat menurun. (Idul Adha) dulu biasanya ramai, kalau liburan agak panjang ramai. Ini nggak tahu kenapa low (turun)," jelasnya.