Ombudsman Minta Bulog Investasi Teknologi, Angkut Beras Masih Pakai Kuli Manual

15 Maret 2024 18:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke gudang Bulog Kantor Wilayah DKI Jakarta dan Banten pada Jumat (15/3).  Foto: Widya Islamiati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke gudang Bulog Kantor Wilayah DKI Jakarta dan Banten pada Jumat (15/3). Foto: Widya Islamiati/kumparan
ADVERTISEMENT
Anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika, menyarankan Perum Bulog untuk mengadopsi teknologi baru bakal proses bongkar pasang muat atau loading unloading barang.
ADVERTISEMENT
Hal ini diutarakan Yeka saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke gudang Bulog Kantor Wilayah DKI Jakarta dan Banten pada Jumat (15/3).
Yeka bilang, percepatan proses loading dan unloading barang ini akan membuat pelayanan Bulog kepada masyarakat dan pedagang menjadi lebih baik.
"Sebetulnya kalau beras dikatakan ada ya ada, namun persoalannya adalah Bulog perlu percepatan dalam rangka proses loading, sehingga beras bisa lebih cepat tersedia untuk melayani masyarakat, pedagang," kata Yeka di gudang Bulog Kantor Wilayah DKI Jakarta dan Banten pada Jumat (15/3).
Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke gudang Bulog Kantor Wilayah DKI Jakarta dan Banten pada Jumat (15/3). Foto: Widya Islamiati/kumparan
Dalam sidaknya ini, Yeka menemukan fakta Bulog masih menggunakan kuli angkut manual dalam proses bongkar pasang muat.
Yeka bilang, Wakil Pemimpin Wilayah Kanwil Bulog DKI Rizky Puspitasari menyebut dibutuhkan waktu hingga tiga sampai empat hari untuk membongkar muat sebanyak 2.000 ton beras. Sehingga, Yeka berharap Perum Bulog dapat berinvestasi untuk memperbarui teknologi ini.
ADVERTISEMENT
"Harapan saya Bulog untuk memberikan pelayanan yang lebih baik ke depan harus menginvestasikan lagi teknologi dalam rangka untuk proses mempercepat loading unloading ini," jelas Yeka.
Yeka tiba di Gudang Bulog Kanwil DKI Jakarta dan Banten yang berlokasi di Jakarta Utara pada pukul 15.57 WIB pada Jumat (15/3), kemudian mengunjungi tiga gudang di Kanwil Bulog Jakarta Banten untuk memeriksa stok dan pasokan beras.
Selain menyarankan Bulog untuk berinvestasi untuk teknologi bongkar pasang muat, Yeka juga menyebut Bulog harus merogoh kocek untuk percepatan proses pengemasan.
"Untuk mempercepat proses pelayaran juga Bulog harus meningkatkan packagingnya. Jadi sudah gudangnya besar, berasnya banyak, tapi packagingnya kurang lebih 2.000 ton per bulan padahal beras yang ada di sini kapasitasnya bisa sampai 300.000 ton," jelas Yeka.
ADVERTISEMENT
"Sehingga kalau tadi kita lihat karena di sini terbatas akhirnya Bulog bekerja sama dengan pelaku usaha yang bisa melakukan packaging," pungkas Yeka.