Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Otorita Bakal Market Sounding Hunian Non-ASN di IKN, Ada Rumah Subsidi?
20 Maret 2024 19:45 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Badan Otorita IKN, Agung Wicaksono mengatakan, pihaknya menggelar market sounding atau penjajakan pasar untuk hunian non-ASN di IKN.
ADVERTISEMENT
Agung menjelaskan pihaknya sudah melakukan penjajakan pasar untuk proyek hunian khusus ASN hingga penjajakan pasar untuk proyek smart city.
"Hari Jumat kita mau market sounding lagi untuk hunian non-ASN dan pekerja non konstruksi," kata Agung saat ditemui di Hutan Kota GBK, Rabu (20/3).
Namun Agung belum merinci berapa unit hunian non-ASN yang akan dilakukan penjajakan pasar itu. "Nanti kita lihat, nanti kita lihat," sambung dia.
Agung juga menjelaskan, sebagai kota yang akan menjadi kota inklusif, Badan Otorita berharap pemerintah juga memberikan skema rumah subsidi khusus di IKN.
"Nanti kita rumuskan dulu. Kan ada hunain MBR. Kira perlu pelajari dulu yang terbaik seperti apa skemanya," kata Agung.
Namun skema rumah subsidi di IKN itu masih berupa wacana dan Badan Otorita belum komunikasi dengan kementerian terkait untuk meminta hal itu.
ADVERTISEMENT
"Iya intinya karena kita ingin buat kota ini jadi kota inklusif, perlu ada untuk masyarakat berpenghasilan rendah juga," kata Agung.
Sebelumnya, Badan Otorita telah melakukan market sounding untuk hunian khusus ASN pada Rabu (7/3) lalu. Terdapat 3 proyek yang dijajakan.
Proyek pertama adalah pembangunan 8 tower rumah susun dengan total 266 unit rumah di Wilayah Perencanaan (WP) 1A. Periode konsesinya adalah 11 tahun 3 bulan, terdiri dari periode konstruksi 1 tahun 3 bulan dan periode operasi 10 tahun. Perkiraan nilai Capex proyek pertama ini sebesar Rp 2,2 triliun.
Proyek kedua adalah pembangunan 109 unit rumah tapak di WP 1B. Dengan periode konsesi 10 tahun, terdiri dari periode konstruksi 2 tahun dan periode operasi 8 tahun. Perkiraan nilai Capex proyek kedua ini sebesar Rp 2,3 triliun.
ADVERTISEMENT
Proyek ketiga adalah pembangunan 8 tower rusun dengan jumlah 208 unit rumah di WP 1A. Periode konsesinya selama 16 tahun 6 bulan, terdiri dari periode konstruksi 1 tahun 6 bulan dan 15 tahun periode operasi. Nilai Capex proyek ketiga ini diperkirakan Rp 2,5 triliun.
"Dan ini terutama dengan skema KPBU. Kenapa KPBU penting karena proporsinya terhadap keseluruhan investasi di IKN paling tinggi, sekitar 52 persen," kata Agung Wicaksono ditemui usai forum penjajakan pasar di Hotel Ayana MidPlaza, Jakarta, Rabu (7/3).
Live Update