OYO Rumahkan Sebagian Karyawannya karena Corona, Per Orang Digaji Rp 1,5 Juta

20 April 2020 19:44 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Resepsionis di salah satu hotel jaringan Oyo. Foto: Anushree Fadnavis/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Resepsionis di salah satu hotel jaringan Oyo. Foto: Anushree Fadnavis/Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Oyon (nama samaran), tak menyangka bakal menerima pesan elektronik dari manajemen OYO Hotel Indonesia, Minggu (19/4). Surat bertajuk arahan untuk mengambil Leave of Absence yang ia dapat secara mendadak itu sontak membuatnya kebingungan mengenai apa yang akan ia lakukan selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, hingga hari ini, Oyon masih bekerja dari rumah sejak WFH diberlakukan kantornya. Namun tak sampai sehari sejak surat itu ia terima, pihak manajemen langsung menghubunginya, Senin sore (20/4).
Kepada Oyon, manajemen hanya menjelaskan langkah tersebut diambil karena keuangan perusahaan terdampak akibat merebaknya virus corona atau COVID-19. Ia tidak mendapat penjelasan mengenai cara perusahaan menetapkan siapa saja yang dirumahkan itu.
"Di-email kemarin, tiba-tiba hari ini tadi ditelepon, 'ikut meeting bareng ya, ada dari manajemen sama HR', tiba-tiba pas telepon tadi hanya HR aja. Kriteria enggak dijelasin secara spesifik, dia cuma bilang terpilih, jadi selama ini disebutnya gara-gara COVID-19 pendapatan menurun 20 persen," jelasnya kepada kumparan, Senin (20/4).
Salah Satu Penginapan di OYO Foto: OYO Hotels & Homes
Karyawan juga tidak diberikan kepastian mengenai berapa lama kebijakan tersebut akan diterapkan. Yang ia tahu, dirinya dan rekan-rekan bakal diberikan insentif Rp 1,5 juta per bulan.
ADVERTISEMENT
Ia pun tidak punya pilihan lain. Pasalnya setelah mendapat arahan tersebut, karyawan nantinya bakal menerima email untuk memilih menyetujui atau tidak. Sayangnya, menjawab atau tidak menjawab, mereka tetap akan dianggap setuju.
"Katanya nanti 1x24 jam dia akan kirim email, reply setuju atau enggak, kalau enggak di-reply dianggap setuju. Iya jadi pilihannya itu apakah nanti leave of absense, kalau enggak setuju ya boleh resign. Dikasih Rp 1,5 juta, itu kan dibandingkan UMR juga jauh banget, dibanding gaji jauh juga," jelasnya.
Ia juga tidak tahu pasti berapa banyak rekannya yang mengalami hal serupa. Dia mengira, lebih 600 karyawan dari total 800-an karyawan OYO yang dirumahkan. Sebab dari 9 rekan timnya, hanya 2 orang yang tak mendapatkan pesan.
ADVERTISEMENT
Rangga (bukan nama sebenarnya) juga menjadi karyawan lain yang mengalami nasib yang sama. Proses serta penjelasan yang dia dapatkan juga persis seperti yang terjadi pada Oyon.
"Dari bahasanya lebih kayak ke diarahkan ya mungkin, nah terus ya kita kan dijelaskan unpaid leave itu. Kalau alasannya juga tidak dijelaskan karena kita juga tidak tahu kriteria dan prosesnya," jelas Rangga.
Applikasi OYO Foto: OYO Hotels & Homes
Ia juga mengakui adanya kesan mengarahkan karyawan untuk hanya satu pilihan itu saja. Setidaknya, menurut Rangga, 65 persen dari total karyawan yang OYO miliki saat ini, mengalami nasib nahas itu.
"Iya 65 persen dari 800-an karyawan, sekitar segitu. Dibayar Rp 1,5 juta per bulan selama 3 bulan, kalau 3 bulan kita tidak diinformasikan selanjutnya seperti apa," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Ia dan kawan-kawan merasa ada yang janggal dengan alasan COVID-19 menjadi penyebab langkah itu diambil. Namun, saat mencoba meminta penjelasan lebih detail, mereka tak mendapatkan itu.
Padahal menurutnya, Performa OYO Indonesia ini juga cukup baik ketimbang negara-negara lain. Sayang, katanya, perusahaan tertutup soal masalah keuangan ini.
kumparan telah melakukan konfirmasi terkait hal tersebut kepada manajemen OYO, namun hingga berita ini diturunkan belum direspons.