Pabrik Besi Panas yang Bikin Erick Thohir Cemas, Krakatau Steel Bisa Bangkrut

4 Desember 2021 19:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) berbincang dengan Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim (kiri) saat Public Expose Krakatau Steel 2020 di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (28/1/2020). Foto: Indrianto Eko Suwarso/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) berbincang dengan Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim (kiri) saat Public Expose Krakatau Steel 2020 di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (28/1/2020). Foto: Indrianto Eko Suwarso/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir mengungkap potensi default PT Krakatau Steel (Persero) Tbk yang bisa membuat BUMN produsen baja itu bangkrut. Krakatau Steel bisa bangkrut, jika restrukturisasi terkait pabrik blast furnace yang kini mangkrak, gagal dicapai.
ADVERTISEMENT
"Ada tiga langkah (restrukturisasi), dan problemnya langkah ketiga ini macet. Kalau ketiga sudah gagal, kedua gagal, yang pertama gagal, Desember ini bisa default," ujar Menteri BUMN dalam Rapat Kerja Komisi VI DPR RI, Kamis (2/12).
"Proyek blast furnace investasinya USD 850 juta di 2008 dan ternyata hari ini mangkrak. Dan barang ini enggak bisa diapa-apain," lanjut Erick Thohir.
Soal potensi default dan bangkrut yang diungkapkan Erick Thohir, kumparan mengkonfirmasi Direktur Utama PT Krakatau Steel, Silmy Karim. Tapi dia enggan berkomentar.
Pabrik blast furnace merupakan proyek kerja sama Krakatau Steel, melalui anak usahanya yakni PT Krakatau Engineering dengan kontraktor asal China, MCC-CERI. Mengutip laman resmi Kementerian Perindustrian, proyek ini didanai pinjaman bank China, yakni dari Industrial and Commercial Bank of China Ltd (ICBC).
ADVERTISEMENT

Biaya Membengkak, Komisaris Mundur

Peresmian beroperasinya pabrik blast furnace Krakatau Steel pada 20 Des 2018. Foto: Dok. Krakatau Steel
Pabrik itu disiapkan untuk memproduksi hot metal (besi panas) yang disebut pig iron. Tapi sejak awal kerja sama itu diteken, proyek ini sudah dibelit banyak masalah.
Dicanangkan pada 2008, pabrik Blast Furnace baru terbangun di 2012. Itu pun biayanya membengkak dari proyeksi semula. Perhitungan ekonomi yang meleset, membuat pabrik ini tak segera dioperasikan karena berpotensi menimbulkan kerugian.
Komisaris Krakatau Steel periode 2016-2019, Roy E. Maningkas mengungkapkan, pembiayaan proyek tersebut membengkak dari perencanaan awal senilai Rp 7 triliun menjadi Rp 10 triliun. "Jadi ini cost over-run, maksudnya budget-nya dia terlampaui Rp 3 triliun. Saya pikir ini bukan angka yang kecil ini angka yang besar. Proyek terlambat 72 bulan (6 tahun)," kata Roy.
ADVERTISEMENT
Setelah terbangun di 2012, pabrik blast furnace akhirnya memang dihidupkan pada 20 Desember 2018. Tapi karena tak masuk nilai keekonomian, setelah dua bulan tanur pabrik ini dipadamkan lagi. Pembengkakan biaya dan operasi pabrik itulah yang membuat Roy E. Maningkas mengundurkan diri dari posisi Komisaris Krakatau Steel.
"Saya akhirnya 11 Juli 2019 mengajukan surat permohonan pengunduran diri. Saya langsung bawa suratnya ke Deputi Menteri BUMN dan langsung bawa ke menteri. Namun saat itu menteri ada di New Zealand," kata Roy.

Salah dari Awal dan Indikasi Korupsi

Rini Soemarno (kiri) saat masih menjabat Menteri BUMN, didampingi Dirut PT Krakatau Steel Tbk Silmy Karim (kanan) meninjau pabrik blast furnace yang baru. Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
Roy menambahkan, proyek tersebut memang salah sejak awal. "Diterusin proyeknya salah, dihentikan proyeknya salah. Gampang saja, bikin aja matriksnya. Kalau diteruskan ya rugi Rp 1,2 triliun per tahun," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Sementara Menteri BUMN Erick Thohir, sebelumnya pernah mengungkap indikasi korupsi dalam proyek tersebut dan akan mengejar pelakunya. Menurutnya, indikasi korupsi di Krakatau Steel berasal dari pabrik blast furnace yang sempat mangkrak selama 6 tahun dari 2012 hingga 2018.
"Ini hal-hal yang tidak bagus. Pasti ada indikasi korupsi dan kita akan kejar siapa pun yang merugikan. Bukannya kita ingin menyalahkan tapi penegakan hukum. Bisnis proses yang salah harus kita perbaiki," kata Erick dalam Talkshow Bangkit Bareng di YouTube Republika, Selasa (28/9).
Soal beratnya beban keuangan Krakatau Steel, BUMN industri baja itu sebenarnya telah meraih restrukturisasi utang dari para krediturnya, pada Januari 2020. Total utang yang direstrukturisasi mencapai USD 2,2 miliar atau setara Rp 30 triliun.
ADVERTISEMENT
"Saya tegaskan ke Pak Dirut (Krakatau Steel), ini restrukturisasi terbesar dalam sejarah Indonesia. Tapi what's next? Saya enggak mau (hanya ini saja)," ujar Erick Thohir dalam Public Expose Krakatau Steel di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (28/1/2020).