Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Pabrik Petrokimia Lotte Chemical Akan Produksi Maret 2025, Serap 14 Ribu Pekerja
12 September 2024 9:35 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani menargetkan pembangunan pabrik petrokimia milik PT Lotte Chemical Indonesia (PT LCI) dapat memulai produksi komersialnya pada bulan Maret 2025.
ADVERTISEMENT
Saat pembangunan pabrik tersebut sudah hampir selesai. Adapun progres pembangunan sudah mencapai kurang lebih 98,7 persen.
"Saya sangat mengapresiasi PT Lotte Chemical Indonesia juga dukungan dari pemerintah daerah sehingga pembangunan pabrik petrokimia ini sudah hampir selesai, kurang lebih 98,7 persen. Diharapkan bulan Maret nanti sudah mulai produksi dan bulan Mei sudah mulai ekspor," ungkap Rosan dalam siaran pers, Kami (12/9).
PT LCI merupakan salah satu proyek investasi yang berhasil difasilitasi pemerintah pasca pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Investasi oleh Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2021. Setelah menghadapi berbagai kendala perizinan dan tumpang tindih lahan, proyek ini berhasil dimulai kembali konstruksinya pada April 2022.
Proyek PT LCI mencakup pembangunan fasilitas petrokimia untuk memproduksi polypropylene serta produk hilir lainnya seperti butadiene, dan BTX (benzene, toluene, xylene). Produk-produk ini akan menjadi bahan baku penting bagi berbagai industri seperti pembuatan botol, ban, cat, peralatan medis, hingga pengusir serangga.
ADVERTISEMENT
"Industri ini sangat penting untuk hilirisasi di Indonesia. Tentunya di saat yang bersamaan, perusahaan juga menyerap 14 ribu tenaga kerja. Hanya 4 persen tenaga kerja dari Korea. Dari segi penyerapan tenaga kerja, teknologi, industrialisasi, dan ekspor, ini memberi dampak positif bagi Indonesia, terutama di daerah Cilegon," kata Rosan.
Rosan juga menekankan pemerintah memiliki kebijakan insentif super tax deduction hingga 200 persen bagi perusahan yang berkontribusi dalam pengembangan pendidikan vokasi.
"Hal ini menjadi wujud upaya Pemerintah Indonesia untuk memastikan bahwa tidak hanya perusahaan yang tumbuh dan berkembang tetapi juga sumber daya manusia di Indonesia," ujarnya.
Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, investasi PT Lotte Chemical Indonesia tercatat sebagai penanaman modal asing (PMA) asal Malaysia, karena mayoritas pemegang saham atau sebesar 51 persen adalah Lotte Chemical Titan Holding Bhd, yang berbasis di Malaysia.
Selama 10 tahun terakhir, Malaysia menempati peringkat kelima sebagai negara asal Foreign Direct Investment (FDI) terbesar di Indonesia, dengan total investasi mencapai USD 21,86 miliar.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Korea Selatan sebagai negara asal pemegang saham minoritas di PT LCI, menempati peringkat ketujuh dengan total investasi sebesar USD 18,20 miliar. Kehadiran kedua negara ini dalam proyek petrokimia strategis menunjukkan kepercayaan investor asing terhadap potensi pertumbuhan ekonomi dan iklim investasi Indonesia
Live Update