Pabrik Pipa Semless Terbesar Dibangun di RI, TKDN Bisa Capai 90%

6 November 2024 13:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri Perindustrian Faisol Reza meresmikan peluncuran pabrik pipa seamless terbesar di Asia Tenggara, Rabu (6/11/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri Perindustrian Faisol Reza meresmikan peluncuran pabrik pipa seamless terbesar di Asia Tenggara, Rabu (6/11/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meresmikan pabrik pipa seamless terbesar di Asia Tenggara (ASEAN), yang dibangun oleh kerja sama operasional (KSO) PT Artas Energi Petrogas dan Inerco Global International (KSO AEP-IGI).
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Perindustrian Faisol Reza mengatakan pabrik pipa seamless tersebut memiliki kapasitas 250.000 ton per tahun dan dibangun murni menggunakan investasi dalam negeri.
"Saya juga ingin menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada KSO PT Artas Energi Petrogas dan Inerco Global International, yang telah membangun lini produksi pipa drill, OCTG, line pipe, dan mechanical tube," katanya saat 1st Indonesia Seamless Tube Summit, Rabu (6/11).
Faisol menuturkan, saat ini terdapat 14 produsen pipa seamless dalam negeri dengan kapasitas lebih dari 800.000 ton per tahun dan utilisasi sekitar 40 persen.
Dengan dukungan pemerintah dalam bentuk kebijakan lartas (larangan dan pembatasan) dan regulasi lainnya, Faisol optimistis industri pipa seamless dalam negeri akan mampu memenuhi kebutuhan industri, terutama sektor minyak dan gas bumi (migas).
ADVERTISEMENT
"Namun, kita juga perlu mengatasi tantangan penyediaan bahan baku billet untuk mendukung produksi pipa," ungkap Faisol.
Wakil Menteri Perindustrian Faisol Reza di Hotel St Regis Jakarta. Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Adapun Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 1 Tahun 2024 mengatur tata cara importasi besi dan baja, termasuk pipa jadi atau finished products. Kebijakan ini dibuat untuk memastikan bahwa impor hanya dilakukan ketika pasokan dalam negeri belum mencukupi atau spesifikasi produk masih sulit dipenuhi oleh produsen lokal.
"Dengan ini, kami berkomitmen mendukung industri pipa agar memiliki peluang lebih besar untuk mengisi kebutuhan sektor migas dan menjadi tuan rumah di pasar domestik," tutur Faisol.
CEO Indonesia Seamless Tube, PT Artas Energi Petrograss, Jose Antonio Rayes, optimistis produksi pipa seamless dari pabriknya bisa ikut mendukung pencapaian target lifting minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) di tahun 2030.
ADVERTISEMENT
Jose merinci pabrik tersebut memiliki dua line, yakni hard rolling mill dengan kapasitas 200 ribu ton per tahun dan heat treatment line sebanyak 100 ribu ton per tahun, dengan nilai investasi Rp 2,5 triliun.
"Nilai investasinya sendiri cukup besar, terus terang mungkin pabrik ini Rp 2,5 triliun investasi. Tetapi kembali lagi komitmennya kami tidak berhenti di sini saja," jelasnya.
Dia mencanangkan kerja sama hingga ke hulu produksinya yakni memproduksi sendiri billet, alias bahan baku pipa seamless berupa sebongkah baja silinder padat.
Pasalnya, sejauh ini billet tersebut masih diimpor, sehingga Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pabrik tersebut tercatat masih di kisaran 43 persen. Jose memastikan angkanya akan terus meningkat.
"Kalau sampai kita bangun ke pabrik billetnya sendiri artinya mungkin ini bisa sampai 90 persen (TKDN), jadi bahan baku kita punya di Indonesia mau itu iron ore atau scrap metal, tinggal investasinya kita di peralatannya sehingga bilet ini dapat kita produksi di sini," tutur Jose.
ADVERTISEMENT
Jose menyebutkan, hampir seluruh produksi pipa seamless pabriknya bisa digunakan di berbagai sektor industri, misalnya manufaktur dan pertahanan. Namun, saat ini hampir seluruhnya diserap oleh sektor migas.
"Boleh dikatakan hampir 80-90 persen di sektor migas dan itu sekarang sementara waktu sudah yang tertinggi di Indonesia," pungkasnya.