Pabrik Sepatu Asal Bandung Ini Kebal Hadapi Badai PHK

18 Januari 2023 14:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pabrik PT Venamon di Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Foto: Akbar Maulana/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pabrik PT Venamon di Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Foto: Akbar Maulana/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pabrik Sepatu PT Venamon menjadi salah satu industri kecil menengah (IKM) alas kaki yang tidak terdampak gejolak ekonomi global. Padahal, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mencatat pada 2022 lalu, laporan dari industri garmen, tekstil dan alas kaki, mencatat telah terjadi PHK atas 87.236 pekerjanya hanya dari 163 perusahaan.
ADVERTISEMENT
Direktur PT Venamon Henny Setiadi mengatakan, bisnisnya cukup kuat menghadapi gejolak PHK karena mayoritas pasar mereka di dalam negeri. Pasar produk alas kaki lokal ini sebanyak 90 persen di dalam negeri, sementara 10 persennya diekspor ke luar.
"Saat ini tidak. Karena dari sisi pasar kita melayani beberapa pasar. Dan dari sisi tenaga kerja bukan dalam jumlah besar. Kita tingkat IKM, ini lebih fleksibel untuk menghadapi situasi yang ada," kata Henny saat kunjungan media di Pabrik PT Venomon Kabupaten Bandung, Rabu (18/1).
Pabrik PT Venamon di Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Foto: Akbar Maulana/kumparan
Henny menjelaskan, saat ini perusahaannya mempekerjakan sekitar 250-300 karyawan dengan kapasitas produksi mencapai 3.000 sepatu per hari. Namun saat ini produksinya hanya mampu 1.000 per hari, berbeda dengan tahun 2016 yang mampu mencapai 3.000 sepatu per hari.
ADVERTISEMENT
Henny mengatakan, meski produksinya belum mencapai kapasitas maksimal, kondisi produksi sepanjang tahun 2022 lalu mulai membaik dibanding pada periode pandemi COVID-19 pada 2020-2021 lalu.
"2022 ada peningkatan, harapannya 2023 ada peningkatan lagi. Persentase peningkatan mudah-mudahan bisa meningkat 20-25 persen dari tahun lalu," kata dia.
Lebih lanjut, Henny menjelaskan bahwa pasokan bahan baku produknya mayoritas didapatkan dari dalam negeri. Bahan outsole mayoritas didapatkan dari Krian Sidoarjo, bahan kulit didatangkan dari Probolinggo, sementara bahan risleting dibeli dari daerah Cikarang.
Untuk penjualan ekspor, Henny mengatakan pihaknya juga menyasar pasar-pasar tradisional seperti negara di Asia Pasifik dan Afrika.
"Filipina lagi ini juga, bilangnya non-traditional country. Middle East, Afrika, Asia Pasific. Jadi bukan lagi Amerika dan Eropa," pungkasnya.
ADVERTISEMENT