Pak Bas Sebut Menteri Tunisia Bakal Belajar Teknologi Modifikasi Cuaca di RI

19 Mei 2024 10:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menparekraf Sandiaga Uno, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam Balinese Water Purification Ceremony, Sabtu (18/5/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menparekraf Sandiaga Uno, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam Balinese Water Purification Ceremony, Sabtu (18/5/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono atau Pak Bas mengungkapkan Menteri Tunisia akan belajar teknologi modifikasi cuaca dari Indonesia selama perhelatan World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali.
ADVERTISEMENT
Basuki menyebut Indonesia memiliki modifikasi cuaca, sehingga pihak Tunisia akan belajar dengan BMKG. Ia bilang, akan ada compendium atau concrete deliverable dari hasil penyelenggaraan WWF di Bali.
“Kemudian ada beberapa MoU yang akan ditandatangani termasuk hibah-hibah untuk proyek yang ditandatangani. Yang penting ada Menteri Tunisia mau ke sini belajar teknologi modifikasi cuaca, di sana banyak awan tapi gak turun hujan,” ujar Basuki saat ditemui usai Balinese Water Purification Ceremony di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali, Kota Denpasar, Bali, Sabtu (18/5).
Penyelenggaraan WWF ke-10 menjadi kemenangan diplomatik Indonesia, karena terdapat penyelenggaraan konferensi tingkat tinggi (KTT), hingga penandatanganan berbagai proyek dan hibah.
“Macam-macam (penandatanganan) tadi misal dengan Tunisia, dengan Korea dengan Finlandia jadi banyak sekali,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Basuki menyebut peserta WWF sudah mencapai lebih dari 21.000 orang. Adapun 11 kepala negara akan hadir dalam perhelatan tersebut.
“Besok setelah hari Senin, pembukaan presiden memimpin KTT untuk mendengarkan suara Head of States atau kepala pemerintah yang ada tentang pengelolaan SDA,” tutur Basuki.
Hal yang membedakan WWF ke-10 adalah deklarasi tingkat menteri (ministerial declaration) yang disusun oleh UNESCO di Prancis. WWF fokus membahas empat hal, yakni konservasi air (water conservation), air bersih dan sanitasi (clean water and sanitation), ketahanan pangan dan energi (food and energy security), serta mitigasi bencana alam (mitigation of natural disasters).