Pandemi Buat Sri Mulyani Sedih: Lebih dari 130 Pegawai Kemenkeu Meninggal

2 Maret 2023 16:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkeu Sri Mulyani untuk Game Changer kumparan. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menkeu Sri Mulyani untuk Game Changer kumparan. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Angka kematian akibat pandemi COVID-19 sangatlah tinggi. Hal tersebut tentu menimbulkan duka yang mendalam.
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani juga turut merasakan hal yang sama. Dia mengaku sedih ketika lebih dari 130 pegawai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) meninggal dunia akibat COVID-19.
“Virus dateng enggak ada kelas perbedaan enggak ada jabatan, kita secara personal merasakan ketegangan. Kita lihat ada kabar kawan kita meninggal, anak buah kita di kemenkeu lebih dari 130 orang meninggal. Itu drama kemanusiaan,” kata Sri Mulyani kepada kumparan, Kamis (2/3).
Tak hanya itu, ia juga merasakan beratnya situasi ketika pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Semua orang tak boleh pergi ke luar rumah, padahal rumah mereka tempati belum tentu nyaman.
Di sisi lain, PSBB juga berdampak pada kegiatan belajar mengajar di sekolah. Tak semua orang memiliki laptop atau bahkan sambungan internet untuk belajar.
ADVERTISEMENT
“Ketegangan-ketegangan itu sangat menyedihkan, anak-anak kehilangan waktu belajar, interaksi, bersekolah, bersosialisasi belajar secara proper. Ini tragedi luar biasa,” terang dia.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, pandemi COVID-19 juga membuat tingkat kekerasan fisik dan non fisik pada perempuan melonjak. Padahal, perempuan memiliki andil besar selama masa pandemi.
Tak berhenti sampai situ, perekonomian Indonesia juga sempat terpuruk imbas pandemi COVID-19. Bahkan berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020 sebesar -2,07 persen.
“Selama pandemi seluruh pihak masyarakat, para pemimpin sosial, agama, kultural. Semuanya ikut di dalam menciptakan kondisi untuk menangani bagaimana kita bisa merespons tantangan yang luar biasa,” ungkap Menkeu.
Kolaborasi yang kuat, menciptakan hasil yang memuaskan dalam penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia. Tercermin dari angka kesembuhan yang tinggi hingga kerugian keuangan yang relatif terkendali.
ADVERTISEMENT
“Indonesia masih relatif dianggap memiliki penanganan yang baik. Itu patut kita syukuri kita juga bangga. Namun itu tidak membuat kita jemawa, kita belajar banyak sebagai bangsa,” pungkasnya.