Pandemic Fund Kucurkan Lagi Dana Hibah untuk 50 Negara, RI Dapat USD 24,9 Juta

19 Oktober 2024 12:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Chatib Basri Foto: bekraf.go.id
zoom-in-whitePerbesar
Chatib Basri Foto: bekraf.go.id
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dewan Pengurus Dana Pandemi (Pandemic Fund) telah menyetujui hibah berdasarkan alokasi pendanaan putaran kedua untuk 50 negara di dunia. Indonesia merupakan salah satu negara yang akan mendapatkan kucuran dana hibah tersebut.
ADVERTISEMENT
“Indonesia mendapatkan USD 29,4 juta atau sekitar Rp 388,4 miliar,” kata Ketua Bersama Pandemic Fund, Chatib Basri, kepada kumparan, Sabtu (19/10).
Secara keseluruhan, Pandemic Fund bakal mengucurkan dana senilai USD 418 juta dalam bentuk hibah baru yang dirancang untuk memperkuat kapasitas pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi (PPR) di 40 negara di enam wilayah geografis. Hibah ini akan menyediakan investasi yang dibutuhkan untuk memperkuat pengawasan penyakit dan sistem peringatan dini, meningkatkan laboratorium, dan membangun tenaga kesehatan.
Alokasi terbaru ini merupakan tambahan dari USD 128,89 juta yang disetujui pada 19 September untuk lima proyek jalur cepat guna mendukung 10 negara yang terkena dampak Keadaan Darurat Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (PHEIC). Sehingga total pendanaan yang diberikan pada putaran kedua menjadi USD 547 juta, yang akan memobilisasi tambahan USD 4 miliar untuk investasi dalam PPR di negara-negara yang diuntungkan.
ADVERTISEMENT
Lebih dari 50 persen dana yang diberikan pada putaran kedua diperuntukkan bagi negara-negara di Afrika sub-Sahara-kawasan dengan permintaan tertinggi untuk hibah Dana Pandemi. Lebih dari 74 persen proyek yang didanai akan menguntungkan negara-negara berpendapatan rendah dan menengah ke bawah.
Investasi baru ini memajukan tujuan Dana Pandemi untuk memobilisasi sumber daya tambahan yang didedikasikan untuk PPR pandemi, memberi insentif kepada negara-negara untuk meningkatkan investasi mereka sendiri, dan meningkatkan koordinasi.
“Dengan putaran investasi baru ini, Pandemic Fund sekali lagi menunjukkan peran pentingnya untuk memobilisasi pembiayaan tambahan dan mempromosikan kolaborasi internasional guna menjadikan dunia lebih aman dari pandemi,” ungkap Chatib.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Rwanda, Sabin Nsanzimana, memastikan proses seleksi bersifat inklusif dan transparan, dan proyek yang dipilih terdiri dari portofolio investasi yang berkualitas dan seimbang untuk menjawab kebutuhan kritis negara.
ADVERTISEMENT
“Kami mendesak para pemimpin global untuk merekapitalisasi Pandemic Fund sekarang sehingga dapat terus mendukung lebih banyak negara dan menutup kesenjangan kesiapsiagaan kritis lainnya,” katanya.
Pandemic Fund sudah menggelontorkan USD 885 juta, dan memobilisasi tambahan USD 6 miliar untuk mendukung 75 negara. Dana ini akan mengisi kesenjangan kapasitas untuk mencegah, mempersiapkan, dan menanggapi pandemi.