Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Pangkas Biaya Produksi Listrik, PLTMG Flores Ganti Solar dengan Gas
4 Januari 2019 17:55 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:50 WIB

ADVERTISEMENT
Pengelola Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Flores Tanjung Boleng, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, berencana mengganti bahan bakar pembangkit dengan menggunakan gas. Sebelumnya, pembangkit berkapasitas 20 megawatt ini menggunakan Biodiesel 20 persen.
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan, sebelum menggunakan bahan bakar B20, pembangkit yang mulai beroperasi pada September 2018 ini sebelumnya pernah menggunakan solar.
"Sekarang masih gunakan HSD (High Speed Diesel). Tapi bulan April diusahakan diganti ke gas," kata dia di komplek PLTMG Flores, NTT, Jumat (4/1).
Arcandra mengatakan, PLTMG ini baru dapat menggunakan gas pada April mendatang karena karena infrastruktur untuk penyaluran gas harus dibangun dulu. Karena itu, pada awal pengoperasiannya pembangkit ini masih menggunakan solar yang dikirim dari PT Pertamina (Persero).
"Gas kan perlu waktu. Harus bangun infrastruktur dulu. Tunggulah 3 bulan kan enggak lama," jelasnya.
Perubahan dari Solar ke B20 sendiri mengikuti aturan dari pemerintah tentang perluasan penggunaan B20 per 1 September 2018. Gas sendiri dipilih karena lebih bersih dan bisa menurunkan biaya pokok produksi (BPP).
ADVERTISEMENT
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur, Bali, dan Nusa Tenggara PT Pertamina (Persero) Djoko R Abumanan mengatakan, biaya pokok penyediaan (BPP) listrik yang bisa ditekan cukup lumayan.

Kata dia, BPP saat menggunakan solar Rp 2.800. Lalu, ketika pemerintah meminta PLN menggantinya dengan B20, biaya perawatan dan produksi naik 5 persen. Itu artinya saat ini, BPP di PLTMG mencapai Rp 2.940 per kWh.
"Kalau pakai gas, BPP bisa turun Rp 500 jadi sekitar Rp 2.300 per kWh. Kalau pakai B20 itu Rp 2.800 naik 5 persen," kata dia.
Dia mengatakan, nantinya gas dipasok dari Kilang LNG Badak di Bontang, Kalimantan Timur. Sebenarnya, PLTMG Flores ini bisa mengolah listrik dari empat bahan baku seperti solar, B20, CPO (minyak kelapa sawit), dan gas. Per April 2018, B20 tidak akan digunakan lagi di PLTMG ini.
ADVERTISEMENT
“Kebutuhan pasokan 35 ribu liter per hari untuk B20. Nanti convert ke gas dari Bontang LNG. Gas terpaksa PLN cari sendiri. Ngambil ke Bontang karena adanya di sana,” kata dia.
Pembangkit ini dimiliki oleh PT PLN (Persero) yang dioperatori oleh PT Wartsila Indonesia dan dibangun oleh PT PP. Listrik yang dihasilkan dari PLTMG Flores digunakan untuk rumah tangga, industri, bisnis, dan instansi pemerintahan di sekitar Labuan Bajo