Paruh Pertama 2022, Bank KB Bukopin Berhasil Raih 3 Pencapaian Memuaskan

23 September 2022 14:29 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fasilitas Gedung dan ATM Bank KB Bukopin. Foto: Bank KB Bukopin
zoom-in-whitePerbesar
Fasilitas Gedung dan ATM Bank KB Bukopin. Foto: Bank KB Bukopin
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Memasuki awal 2022, PT Bank KB Bukopin Tbk (Persero) atau KB Bukopin yang didukung penuh majority shareholder KB Kookmin Bank, melakukan transformasi menyeluruh demi meningkatkan kinerjanya.
Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham (RUPS), KB Bukopin menyiapkan strategi TURN AROUND (Transformation, Undercut Cost, Risk Manage, dan New Digital) untuk menerapkan struktur keuangan berkelanjutan, sumber daya manusia yang berdaya saing, dan budaya perusahaan yang beretika.
KB Bukopin juga gencar melakukan ekspansi ke berbagai sektor bisnis. Di segmen ritel, KB Bukopin akan membangun ekosistem nasabah mass affluent untuk hubungan jangka panjang dengan beragam layanan produk ritel dan memanfaatkan digital banking. Pada segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM), KB Bukopin akan menyediakan end to end business model yang berbasis risiko.
Selain itu, pada segmen korporasi, KB Bukopin akan mengoptimalkan peluang bisnis baru dengan memanfaatkan jaringan bisnis Indo-Korean (Korean Desk) melalui perusahaan besar sebagai anchor company untuk membangun ekosistem value chain and supply chain.
KB Bukopin yang didukung ultimate shareholder KB Financial Group juga melakukan inisiasi bisnis melalui Korean Link Business. Di kuartal pertama 2022, sudah ada 51 Perusahaan Korea yang telah bergabung ke jejaring Korean Link Business. Sebanyak 44 perusahaan merupakan penghimpunan dana (funding) dan 7 lainnya dalam penyaluran kredit (lending) dan trade finance. Perusahaan Korea seperti Lotte Group, LG Electronics, Hyundai, Hankook Tire, dan Lock & Lock telah menjadi bagian dari Korean Link Business sekaligus nasabah KB Bukopin.

PEFINDO dan Fitch Ratings pertahankan peringkat idAAA KB Bukopin

Lewat berbagai inovasi yang diluncurkan, PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) mempertahankan peringkat idAAA untuk KB Bukopin pada Juni 2022, dan berlaku hingga setahun ke depan atau Juni 2023. PEFINDO memberikan peringkat idAAA untuk General Obligation (GO) dan idAA untuk SR Sub. Debt II/2015 dengan prospek peringkat Perseroan adalah stabil.
Obligor berperingkat idAAA merupakan peringkat tertinggi yang diberikan oleh PEFINDO. Artinya, KB Bukopin memiliki kemampuan sangat kuat untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang dibandingkan obligor Indonesia lainnya.
“Dengan diraihnya peringkat idAAA dari PEFINDO untuk Bank KB Bukopin, merefleksikan konsistensi dan komitmen perusahaan yang secara menyeluruh telah berupaya melakukan peningkatan kinerja di setiap tahunnya,” ungkap Direktur Keuangan KB Bukopin, Seng Hyup Shin.
Fasilitas Gedung dan ATM Bank KB Bukopin. Foto: Bank KB Bukopin
KB Bukopin juga berhasil meraih kembali peringkat korporasi dan obligasi rupiah jangka panjang idAAA dengan outlook stabil dari lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings. Dengan raihan ini, KB Bukopin berhasil mempertahankan rating yang diberikan Fitch Ratings pada tahun 2021 dan 2020.
Peringkat Nasional idAAA menunjukkan peringkat tertinggi yang diberikan oleh Fitch dalam skala Peringkat Nasional untuk emiten atau obligasi dengan ekspektasi risiko gagal bayar yang paling rendah dibandingkan dengan semua emiten atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama.
Sehingga peringkat ini menunjukkan bahwa KB Bukopin saat ini memiliki induk yang kuat yaitu KB Kookmin Bank. KB Bukopin juga dinilai memiliki arah yang strategis dan terukur terkait arah dan rencana bisnis ke depannya. Ya, saat ini KB Bukopin memang sedang gencar melakukan berbagai perbaikan melalui penambahan modal, peningkatan penghimpunan dana dan kredit, serta percepatan penanganan kredit bermasalah.
"Selama 3 tahun berturut-turut mulai dari tahun 2020, 2021, dan 2022 KB Bukopin selalu mendapatkan peringkat tertinggi dari Fitch Ratings. Pemeringkatan ini merupakan bentuk kepercayaan dari pemerintah, pemegang saham, investor, nasabah, dan masyarakat luas yang harus tetap kami jaga dengan baik untuk mewujudkan visi kami sebagai Top 10 Bank di Indonesia", jelas Shin.
“KB Bukopin dalam proses uji tuntas (due diligence) dengan mitra dan melakukan konsolidasi terkait bad loan. Dari sisi penanganan kredit bermasalah (NPL), KB Bukopin akan melakukan penjualan aset dari kredit bermasalah melalui skema penerbitan sukuk, skema penerbitan asset backed securities (ABS) atau efek yang terdiri dari sekumpulan aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga komersial, dan beberapa negosiasi lainnya,” lanjut Shin menjelaskan soal strategi keuangan KB Bukopin.

IFC berikan pinjaman USD 300 juta untuk Bank KB Bukopin

Melihat potensi KB Bukopin setelah melakukan transformasi besar-besaran, International Finance Corporation (IFC) berkomitmen memberikan pinjaman senilai USD 300 juta atau setara Rp 4,41 triliun. IFC merupakan lembaga pembangunan global terbesar, yang merupakan bagian dan anggota Bank Dunia dengan fokus pada sektor swasta di pasar negara berkembang.
Pinjaman ini mencakup penerbitan obligasi sosial pertama oleh bank swasta mana pun di Indonesia atau obligasi sosial, yang sepenuhnya akan didedikasikan untuk mendanai inisiatif yang berfokus pada penanganan dampak sosial ekonomi akibat dari COVID-19 dan pembiayaan di segmen sosial seperti UMKM, perumahan yang terjangkau, perawatan kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur.
Gedung Bank KB Bukopin. Foto: Bank KB Bukopin
Penerbitan obligasi sosial ini terdiri dari dua tahapan, yaitu tahap pertama berupa pinjaman senilai USD 240 Juta atau setara dengan Rp 3,53 triliun (kurs Rp 14.713/USD 1) yang dipinjam oleh KB Kookmin Bank Co., Ltd. (KBHQ). Sebanyak 100 persen dari pinjaman tersebut akan secara eksklusif dipinjamkan kembali ke Bank KB Bukopin yang akan disalurkan pada pembiayaan untuk pertumbuhan portfolio pinjaman sosial. Sedangkan tahap kedua yaitu pinjaman langsung kepada Bank KB Bukopin senilai USD 60 juta atau setara dengan Rp 882,78 miliar.
“Pinjaman tersebut akan disalurkan dalam bentuk kredit yang berwawasan lingkungan dan sosial, sejalan dengan program yang sedang berjalan yaitu terkait Keuangan Berkelanjutan di mana Bank KB Bukopin akan menghindari kegiatan pembiayaan yang dapat menimbulkan dampak lingkungan dan risiko sosial. Selanjutnya pembiayaan akan disalurkan kepada debitur yang kurang terlayani secara sosial. Semua akan dilaksanakan untuk berkontribusi dalam pemulihan ekonomi di Indonesia pasca pandemi COVID-19,” ujar Shin.
Lewat investasi ini, Direktur Regional IFC untuk Asia Timur dan Pasifik, Kim See Lim, tidak hanya dapat berkontribusi pada pertumbuhan pembiayaan berorientasi sosial dengan cara yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial, tetapi juga akan membantu mengembangkan pasar modal di Indonesia.
“Yang terpenting bahwa investasi ini datang pada saat yang krusial ketika pandemi COVID-19 dirasakan telah memberikan kemunduran besar dalam upaya Indonesia untuk mengurangi kemiskinan dan mencapai tujuan pembangunannya. Ini merupakan langkah awal yang penting untuk mengembangkan pasar obligasi sosial di Indonesia yang dapat mempromosikan keberlanjutan dan inklusivitas sambil memberikan dukungan yang vital bagi pelaku bisnis UMKM dan lainnya yang terkena dampak pandemi,” pungkas Lim.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan KB Bukopin