Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.9
Pasar Saham Diprediksi Stabil dalam Jangka Pendek Setelah Trump Tunda Tarif
12 April 2025 20:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Keputusan Presiden AS Donald Trump menunda penerapan tarif impor selama 90 hari memberi ruang napas sementara bagi pasar global, termasuk pasar saham di Indonesia. Meski begitu, pelaku pasar tetap diminta waspada karena tensi dagang belum benar-benar reda.
ADVERTISEMENT
Ekonom sekaligus Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menjelaskan sejumlah skenario pergerakan pasar selama masa penundaan tarif 90 hari yang ditetapkan AS.
“Secara teknikal, pasar kemungkinan akan bergerak dalam fase sideways atau stabil dalam waktu dekat, sebagai bagian dari fase akumulasi sebelum berpotensi masuk ke fase markup atau tren naik," ujar Nafan kepada kumparan, Sabtu (12/4).
Namun, ia menambahkan bahwa pergerakan indeks masih sangat bergantung pada dinamika eksternal, khususnya hasil negosiasi dagang selama periode penundaan tarif.
Apabila dalam 90 hari ke depan tidak tercapai kesepakatan yang konstruktif, ketegangan bisa kembali memanas dan memicu arus modal asing keluar dari pasar berkembang, termasuk Indonesia.
"Kalau tensi memanas lagi, IHSG rentan terkoreksi lebih dalam. Apalagi dengan posisi asing yang masih terus mencatat jual neto di pasar saham," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan catatan Nafan, pergerakan IHSG saat ini masih berada di kisaran 5.961 hingga 5.900. Namun, Indeks berpotensi turun ke level support 5.500.
Sebaliknya, jika tekanan mereda dan kondisi pasar membaik, IHSG berpeluang naik ke level 6.808. Bahkan, jika sentimen positif terus berlanjut, target optimistisnya bisa mencapai 7.709.
Melengkapi pandangan Nafan, staf Ekonom Bank Maybank Indonesia untuk Bidang Ekonomi, Industri, dan Pasar Global, Myrdal Gunarto, menekankan pentingnya strategi investasi yang disiplin dalam menyikapi penundaan tarif oleh Trump.
“Investor sebaiknya masuk ke pasar secara bertahap. Jangan habiskan dana sekaligus. Misalnya kalau punya dana Rp100 juta, dibagi saja dalam periode 90 hari atau bahkan 180 hari, supaya risiko bisa ditekan,” tutur Nafan.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, strategi dollar-cost averaging atau cicilan investasi harian bisa membantu meminimalkan tekanan saat pasar korektif.
"Pasar nggak mungkin tertekan terus. Selalu ada peluang. Kalau kita masuk bertahap ke saham-saham berfundamental kuat dan valuasi murah, insya Allah nanti panen setelah tekanannya mereda," tambahnya.
Sebelumnya, perubahan kebijakan Trump ini juga dinilai bakal berpengaruh pada ketentuan trading halt atau penyetopan perdagangan sementara IHSG.
Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelumnya mengubah kebijakan trading halt dari angka 5 persen menjadi 8 persen dalam rangka mengantisipasi efek dari kebijakan tarif impor Trump.