Pasar Tanah Abang Sepi, Menkop: Banyak Influencer Promokan Produk Impor

19 September 2023 15:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Teten Masduki di Gedung Serbaguna Senayan, Jumat (1/9). Foto: Ave Airiza/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Teten Masduki di Gedung Serbaguna Senayan, Jumat (1/9). Foto: Ave Airiza/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, mengungkapkan omzet pedagang di Pasar Tanah Abang turun lebih dari 50 persen. Bahkan, ada pedagang yang biasanya mendapatkan penghasilan Rp 5 juta sehari, kini hanya meraup Rp 500 ribu.
ADVERTISEMENT
Teten menilai hal tersebut disebabkan oleh gencarnya influencer yang mempromosikan produk impor di platform digital seperti TikTok.
"Memang banyaklah influencer atau public figur di kalangan artis yang punya follower banyak mempromosikan produk dari luar," kata Teten di Pasar Tanah Abang Blok A, Selasa (19/9).
"Mungkin ini salah satu yang menyebabkan (omzet) pedagang di offline atau di online yang memang bukan public figur turun," tambahnya.
Teten memastikan pihaknya akan mengatur arus barang masuk yang masuk ke Indonesia dan legalitasnya. Sehingga bisa dievaluasi ke depannya.
Suasana pasar Tanah Abang yang terlihat sepi, Sabtu (15/6) ini. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
“Lalu mencari jawaban, apakah kita yang terlalu rendah menetapkan tarif biaya masuk, atau apa terlalu longgar aturannya yang berlaku untuk setiap produk yang masuk,” ujar Teten.
Tak hanya itu, pihaknya akan membuat aturan mengenai barang impor yang masuk ke Indonesia. Mulai dari tersertifikasi halal hingga SNI.
ADVERTISEMENT
Ia mengamati, sampai saat ini pedagang UMKM yang berjualan secara online sebagian besar merupakan seller produk impor atau mereka tidak memiliki produk sendiri.
“Hari ini 56 persen dikuasai e-commerce asing secara total revenue untuk akumulasi produk lokal dan impor. Bukan hanya UMKM produsen lokal yang harus semakin kuat, namun juga dari sisi masyarakat sebagai konsumen juga harus menjadi perhatian, sesuai arahan Presiden terkait kebijakan ekonomi digital Indonesia,” tutur Teten.