Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Pasar Tanah Abang Sepi, Menkop Teten Sebut Akibat Banjir Produk Impor
8 Maret 2024 18:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menuturkan banyaknya produk impor menjadi biang kerok sepinya Pasar Tanah Abang. Padahal, pasar yang kerap disebut grosir terbesar di Asia Tenggara ini biasanya diserbu pembeli jelang Ramadan.
ADVERTISEMENT
Teten bilang, hal tersebut tidak disebabkan oleh kehadiran penjual di e-commerce. Namun, karena banjir produk impor, membuat hasil produksi industri dalam negeri tidak dapat bersaing.
“Kalau di Tanah Abang kan produk pakaian jadi yang tidak bisa bersaing dengan produk-produk dari luar, termasuk juga produk luar yang dijual di online, jadi bukan persoalan offline dan online,” kata Teten saat ditemui di Kantor Kemenkop UKM pada Jumat (8/3).
Teten menyebutkan, permasalahan sepinya lapak-lapak pedagang di pasar sudah menjadi hal yang disoroti Kemenkop UKM sejak lama. Sehingga menurut Teten, pemerintah perlu melakukan pengetatan impor, supaya pasar domestik dapat dikuasai oleh industri dalam negeri.
Lebih lanjut, Teten, Presiden Jokowi telah mengamanahkan menteri-menterinya untuk mengurusi perihal ini di Rapat Sidang Kabinet pada Senin (26/2) lalu.
ADVERTISEMENT
“Sehingga Presiden dalam rapat kabinet beberapa waktu yang lalu sudah meminta pengaturan pengetatan impor consumer goods dari luar,” tambah Teten.
Dalam catatan kumparan, beberapa waktu lalu, Teten sempat blusukan ke pasar Tanah Abang Blok A, guna mengecek kondisi pasar yang sempat dikabarkan sepi pengunjung.
Berdasarkan pantauan kumparan, Teten tiba di lokasi pukul 11.10. Teten langsung menyambangi satu per satu toko yang ada di sana. Kondisi pasar terpantau sangat ramai ketika Menkop UKM itu datang. Mereka berteriak mengeluhkan sepinya dagangan.
"Saya sudah keliling, saya juga sudah tanya. Mereka mengeluhkan penurunan omzet rata-rata di atas 50 persen," kata Teten di Pasar Tanah Abang Blok A.