Pasok 28 Persen Listrik Sulut-Gorontalo, PGE Operasikan 118 MW di PLTP Lahendong

5 April 2022 13:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong yang dioperasikan Pertamina Geothermal Energi (PGE). Foto: Dok. PGE
zoom-in-whitePerbesar
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong yang dioperasikan Pertamina Geothermal Energi (PGE). Foto: Dok. PGE
ADVERTISEMENT
PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) mengoperasikan enam pembangkit listrik di area Lahendong, Sulawesi Utara. Keenam pembangkit itu berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).
ADVERTISEMENT
Senior Officer Government & Public Relation PT PGE Area Lahendong Dimas Wibisoni mengatakan, keenam pembangkit yang ada di area PLTP Lahendong memiliki kapasitas listrik masing-masing 20 Mega Watt (MW).
Untuk PLTP Lahendong 1-4 yang terletak di Lahendong, PT PGE memasok uap panas dalam Perjanjian Jual Beli Uap (PJBU) dengan PT PLN (Persero). Dua pembangkit yang dibangun terakhir, yakni PLTP 5 & 6 di Tompaso, dikelola sepenuhnya oleh PT PGE berdasarkan Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) dengan PLN.
"Setiap hari, enam pembangkit di Lahendong mengoperasikan hingga kapasitas 110-118 MW. PLTP Lahendong telah menjadi tulang punggung dan berfungsi sebagai baseload untuk Sistem Kelistrikan Sulawesi Utara-Gorontalo,” kata Dimas dalam keterangannya, Selasa (5/4).
Dimas menceritakan, pengeboran pertama di Wilayah Kerja Lahendong dilakukan pada 1982, tapi produksi komersial mulai dilakukan pada 2001. PT PGE memiliki konsesi di Lahendong seluas 106.800 hektar. Saat ini, di Sistem Kelistrikan Sulut-Go memiliki lima jenis pembangkit, yakni PLTU, PLTG, PLTA, PLTP, dan PLTS. Total kapasitas terpasang mencapai 550,78 MW, sedangkan beban puncak pada Maret 2022 sebesar 422 MW.
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Binary Cycle di Lahendong, Sumatera Utara milik PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), Jumat (18/2). Foto: Dok. Pertamina Geothermal Energy
“Kami rata-rata memasok 21-28 persen kebutuhan listrik di Sulawesi Utara dan Gorontalo,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Bersama PLTP Kamojang, PLTP Lahendong sudah menerima sertifikat penurunan emisi sebesar 309.000 ton CO2 Ekuivalen. PLN memasukkan dua pembangkit ini dalam program penurunan emisi gas rumah kaca melalui Clean Development Mechanism (CDM). Model CDM ini merupakan salah satu mekanisme perdagangan karbon yang diatur dalam Perjanjian Protokol Kyoto.
Di area Lahendong, PGE juga menyelamatkan satwa endemik dengan membangun tempat konservasi monyet hitam yang hanya ada di Sulawesi Utara, Macaca Nigra. Setelah menempuh perjalanan sekitar 2,5 jam, 11 monyet Yaki (Macaca Nigra) itu menempati rumah sementara yang baru dibangun di Pusat Rehabilitasi Monyet Yaki di Gunung Masarang, Kelurahan Rurukan, Tomohon, sejak awal Desember 2021.
Sebelumnya, hewan endemik Sulawesi Utara yang sudah masuk kategori langka ini direhabilitasi di Tasikoki Wildlife Rescue Centre, Bitung. Di Tomohon, mereka itu menjalani proses habituasi agar siap kembali ke hutan.
ADVERTISEMENT
Proyek penyelamatan satwa langka ini merupakan kerja sama antara PGE Area Lahendong, dengan Yayasan Masarang, sebuah yayasan yang bergerak dalam pelestarian satwa langka, dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara.
Pertamina Geothermal Energi (PGE) selamatkan satwa endemik di sekitar area PLTP Lahendong, Sulawesi. Foto: Dok. PGE
“Proyek ini merupakan bagian dari Program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) PGE. Di sini kami memilih Yaki yang hanya ada di Sulawesi Utara. Di sana, monyet Yaki dipantau kesehatan dan perilakunya. Kalau sudah dinyatakan siap, mereka akan dilepasliarkan di hutan,” kata Dimas.
Rencananya, proses habituasi ini berlangsung sekitar 3 tahun. Nantinya, 11 monyet Yaki itu akan dilepasliarkan di kawasan konservasi taman wisata alam (TWA) Gunung Ambang, Modayag, Bolaang Mongondow Timur, pada 2023.