Pasok Susu di Makan Bergizi Gratis, RI Bakal Impor 200 Ribu Sapi di 2025

14 Januari 2025 15:17 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (14/1/2025).  Foto: Zamachsyari/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (14/1/2025). Foto: Zamachsyari/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkapkan pemerintah bakal mengimpor total 200 ribu sapi di 2025 untuk memenuhi kebutuhan susu di program Makan Bergizi Gratis (MBG).
ADVERTISEMENT
Sudaryono mengatakan Presiden Prabowo Subianto ingin penerima MBG mendapatkan susu. Namun, saat ini masih terjadi keterbatasan pasokan di dalam negeri.
"Kalau masih impor kita substitusi dulu sumber protein lain dulu, sembari kita datangkan sapi hidup supaya bisa produksi dalam negeri," ungkap Sudaryono saat ditemui di Istana Negara, Jakarta, Selasa (14/1).
Sudaryono menjelaskan bakal ada penambahan negara asal impor sapi hidup di 2025 setelah terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) baru. Namun ia tidak membeberkan negara mana yang dimaksud. Sudaryono hanya memastikan nantinya Indonesia tidak lagi hanya mengimpor dari Australia dan negara lain yang terdaftar.
Berdikari impor sapi untuk penuhi kebutuhan daging, Kamis (4/4/2024) Foto: Dok Berdikari
"Kita harap di 2025 ini masuk 200 ribu (sapi) sampai akhir tahun. Ini kebut semua urusan lahan peternaknya di mana," ujar Sudaryono.
ADVERTISEMENT
Sudaryono mencatat sudah ada 160 perusahaan yang berkomitmen memproduksi susu dari sapi hidup untuk program MBG, baik dalam negeri maupun luar negeri.
Kendati begitu, dia menegaskan kebijakan ini bukan hanya semata-mata membuka keran impor sapi hidup sebesar-besarnya, tetapi juga menargetkan bertambahnya investasi untuk produk susu di hilir.
"Yang jelas ini bukan negara impor, tapi orang berinvestasi. Orang boleh dong bikin pabrik apa di Indonesia, ini bikin pabrik susu dengan sapinya didatangkan," tutur Sudaryono.