Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Pasokan Apartemen di Jakarta Diproyeksikan Turun hingga 2027
8 Januari 2025 14:16 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Suplai unit apartemen di Jakarta diproyeksi akan terus menurun, mulai 2025 hingga 2027. Agency Properti, Colliers Indonesia memproyeksi pasokan apartemen di Jakarta akan mencapai 4.040 unit pada 2025.
ADVERTISEMENT
Namun, pada 2026 diproyeksikan suplai turun menjadi 1.095 unit apartemen, dan hanya sebanyak 434 unit apartemen pada 2027.
Head of Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto melihat adanya korelasi antara pembangunan unit apartemen baru dengan jumlah stok unit apartemen yang belum terserap pasar.
“Kita melihatnya ada korelasinya juga dengan banyaknya inventory atau stok apartemen yang memang belum terjual,” kata Ferry dalam Colliers Virtual Media Briefing, Rabu (8/1).
Ferry mengatakan sejak pandemi COVID-19, developer mulai berfokus untuk menghabiskan stok yang ada dibandingkan dengan meluncurkan unit apartemen baru.
Meski tidak membeberkan data unit apartemen yang belum terjual, tetapi Ferry mencatat akan terjadi tren penurunan jumlah unit apartemen yang terserap di pasar.
“Kalau kita lihat dari sisi demand-nya, jumlahnya itu dari tahun ke tahun terus menurun, unit yang terserap selama tahun 2024 itu hanya sekitar 688 unit, tahun sebelumnya itu 1.375 unit jadi memang ini ada penurunan,” terang Ferry.
Pada 2021 suplai apartemen mencapai 4.325 unit dengan penyerapan atau permintaan mencapai 1.289 unit apartemen. Lalu 2022, suplai 1.484 unit apartemen dan penyerapan 1.389 unit apartemen.
ADVERTISEMENT
Kemudian 2023 suplai 5.526 unit apartemen dan penyerapan 1.375 unit apartemen. Terakhir di 2024, suplai mencapai 4.070 unit namun penyerapan hanya 688 unit apartemen.
Sementara, mengenai penurunan suplai signifikan di 2023 yang sebanyak 5.526 unit apartemen, dan suplai 2024 sebanyak 4.070 unit. Menurut dia, hal ini disebabkan oleh banyaknya unit yang baru rampung pada 2025.
“Jadi kalau kita lihat sebenarnya ada sekitar 23 persen dari unit yang harusnya selesai tahun 2024 itu tertunda sampai tahun 2025,” terangnya.