Pasokan Berlebih, Harga Minyak Mentah Sentuh Rekor Terendah dalam 3 Bulan

11 September 2024 8:38 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah kapal tanker melakukan pengisian BBM di pelabuhan pengolahan minyak mentah di Pertamina Rifinery Unit III Plaju, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (10/9/2024) Foto: Muhammad Bagus Khoirunas/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah kapal tanker melakukan pengisian BBM di pelabuhan pengolahan minyak mentah di Pertamina Rifinery Unit III Plaju, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (10/9/2024) Foto: Muhammad Bagus Khoirunas/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Harga minyak mentah ditutup pada level terendah sejak Desember 2021 alias dalam 3 tahun pada perdagangan Selasa (10/9), setelah OPEC+ merevisi perkiraan permintaannya untuk tahun ini dan 2025, mengimbangi kekhawatiran pasokan dari Badai Tropis Francine.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Rabu (11/9), harga minyak mentah Brent ditutup anjlok 3,69 persen menjadi USD 69,19 per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup turun 4,31 persen menjadi USD 65,75 per barel.
Pada Selasa, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dalam laporan bulanannya mengatakan permintaan minyak dunia akan naik sebesar 2,03 juta barel per hari (bph) pada tahun 2024, turun dari perkiraan bulan lalu untuk pertumbuhan sebesar 2,11 juta bph.
OPEC juga memangkas estimasi pertumbuhan permintaan global tahun 2025 menjadi 1,74 juta bph dari 1,78 juta bph. Harga merosot karena prospek permintaan global yang melemah dan ekspektasi kelebihan pasokan minyak.
Batu Bara
Sedangkan harga batu bara juga melemah pada penutupan perdagangan Selasa. Harga batu bara berdasarkan situs tradingeconomics turun 2,05 persen dan menetap di USD 138.75 per ton.
Ilustrasi tambang batu bara. Foto: Shutterstock
Harga batu bara turun di tengah melemahnya permintaan dari pembeli utama, China. Data ekonomi China menunjukkan pertumbuhan yang lambat dan berkurangnya permintaan pabrik, sementara ISM Manufacturing PMI menunjukkan kontraksi selama lima bulan berturut-turut dalam aktivitas pabrik AS.
ADVERTISEMENT
Selain itu, China telah meningkatkan upaya untuk meningkatkan pengukuran kandungan karbon dalam produknya, sebuah langkah penting menuju pencapaian target iklimnya dan mematuhi standar karbon global yang lebih ketat.
CPO
Harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) juga menurun pada penutupan perdagangan Selasa. Berdasarkan situs tradingeconomics, harga CPO turun 0,31 persen menjadi MYR 3.883 per ton.
Harga CPO menurun imbas penguatan Ringgit dan penurunan minyak pesaing di pasar Dalian dan CBoT. Impor CPO di konsumen utama, India, anjlok 27 persen pada Agustus, di tengah stok yang melimpah dan karena margin negatif mendorong penyuling untuk memangkas pembelian.
Sementara itu, produsen terbesar di dunia, Indonesia, sedang mempersiapkan penggunaan biodiesel B50 berbasis minyak sawit secara luas pada tahun 2025 setelah aturan deforestasi oleh UE. Pelaku pasar terus mengikuti laporan bahwa China berencana untuk memulai penyelidikan anti-dumping terhadap impor kanola dari Kanada, karena dampaknya terhadap harga minyak sawit bisa jadi signifikan.
ADVERTISEMENT
Nikel
Operator menyalurkan slag atau limbah nikel ke dalam wadah untuk dibawa ke tempat penampungan khusus Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di kawasan pertambangan PT Vale Indonesia, Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat (2/8/2024). Foto: ANTARA FOTO/Basri Marzuki
Adapun harga nikel terpantau mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Selasa. Harga nikel berdasarkan situs tradingeconomics turun 0,93 persen menjadi USD 15.756 per ton.
Harga nikel berjangka turun ke level USD 15.000, mencapai titik terendah dalam 5 minggu di tengah pasokan yang melimpah. Indonesia, yang kini memproduksi lebih dari setengah nikel dunia, telah meningkatkan produksi secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, yang menyebabkan harga turun dan memaksa penutupan produsen di tempat lain.
Selain itu, kapasitas tambahan sebesar 928.000 ton diharapkan akan beroperasi dalam tiga tahun ke depan, terutama untuk baterai kendaraan listrik (EV). Pemerintah Indonesia mengantisipasi harga nikel akan stabil mendekati level saat ini karena pabrik-pabrik baru menyeimbangkan permintaan yang meningkat dengan pasokan yang kuat.
ADVERTISEMENT
Timah
Sementara itu, harga timah juga terpantau mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Selasa. Berdasarkan situs London Metal Exchange (LME), harga timah turun 0,66 persen menjadi USD 30.550 per ton.
Menurut situs tradingeconomics, Harga timah berjangka mengikuti penurunan tajam untuk logam dasar di tengah meningkatnya kekhawatiran akan rendahnya permintaan di konsumen utama. PMI manufaktur NBS menunjukkan kontraksi ketiga berturut-turut dalam aktivitas pabrik China selama Juli, menggarisbawahi permintaan domestik yang buruk untuk barang-barang industri.
Logam dasar juga tertekan oleh penurunan yang lebih tajam pada aktivitas pabrik AS menurut PMI ISM, yang berkontribusi pada aksi jual luas dalam komoditas terkait industri. Namun, eksportir utama Indonesia tetap khawatir tentang pasokan global yang ketat karena penundaan perizinan berdampak tajam pada pengiriman kuartal pertama, diperbesar oleh kekhawatiran gangguan perizinan di masa mendatang untuk sisa tahun ini.
ADVERTISEMENT