Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pasokan Gandum India Macet, Kemendag: Banyak Alternatif Lain
25 Juni 2022 18:08 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal itu, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan pihaknya sudah berkomunikasi dengan pelaku importir untuk memastikan pasokan tercukupi apa pun kondisinya.
“Saya sudah berkomunikasi dengan para pelaku importir ketersediaan selalu ada. Walaupun apa pun yang terjadi harus ada karena ini menyangkut roda perekonomian terutama UMKM harus jalan,” kata Oke Nurwan di Pasar Kramat Jati Jakarta Timur, Sabtu (25/6).
Sehingga, kata Oke, walaupun ada negara yang membatasi ekspornya, pelaku importir di Indonesia telah mencarikan alternatif lain.
Oke mengatakan alternatif tersebut ada banyak. “Ada banyak, sudah hafal mereka (importir) harus ke mana-mananya,” ujarnya.
Oke menyadari bahwa komoditas seperti gandum bukan produk yang bisa dipenuhi dari produksi dalam negeri. Sehingga dengan adanya pelarangan ekspor dari negara importir Indonesia harus bisa menyesuaikannya.
ADVERTISEMENT
Australia Siap Pasok Gandum untuk RI
Pada awal bulan ini, Presiden Jokowi bertemu dengan Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese untuk menjalin kesepakatan memperkuat kerja sama untuk mendukung ketahanan pangan.
Di antara poin kesepakatan tersebut, termasuk komitmen Australia mendukung rantai pasok gandum bagi Indonesia, yang terhambat perang Ukraina-Rusia. Selama ini, Ukraina menjadi salah satu pemasok utama kebutuhan gandum Indonesia.
"Penting bagi kita untuk memperkuat ketahanan pangan. Kita membahas upaya keberlanjutan rantai pasok pangan termasuk gandum di tengah situasi dunia yang sangat sulit ini," kata Presiden Jokowi.