Pasokan Gas Blok Corridor Berpotensi Turun, Sakakemang Jadi Harapan

7 Oktober 2019 20:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Archandra Tahar Menjenguk Kahiyang di RS YPK. Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Archandra Tahar Menjenguk Kahiyang di RS YPK. Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Produksi gas di Blok Corridor yang dikelola ConocoPhillips (Grissik) Ltd berpotensi turun. Kondisi tersebut berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data SKK Migas, tahun ini lifting gas dari Corridor ditarget hanya 810 MMscfd, lebih rendah dibandingkan realisasi lifting dalam APBN 2018 sebesar 840 MMscfd. Meski begitu, pada Semester I 2019, lifting gas Blok Corridor mencapai 826 MMscfd atau 102 persen dari target APBN 2019.
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan, karena ada penurunan produksi di Blok Corridor, pemerintah mencari sumber lain yang terdekat.
Pilihan jatuh ke Blok Sakakemang di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Blok yang dikelola Repsol ini memiliki potensi cadangan gas terbukti 2 triliun kaki kubik (tcf).
"Kita di Blok Corridor kan perlu pasokan karena ada yang decline (produksi turun). Jadi, untuk naikkan produksi yang decline itu. Juga kebutuhan gas kita meningkat. Kita arahkan untuk yang butuhkan gas," kata dia di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (7/10).
ADVERTISEMENT
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pemerintah bakal menyetujui sertifikasi cadangan gas terbukti 1 TCF yang diajukan Repsol ke Lemigas. Dia menargetkan, sertifikasi tersebut bisa rampung pada tahun ini.
Semakin cepat proses sertifikasi diselesaikan, maka rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) Blok Sakakemang bisa dipercepat.
Selain itu, Sakakemang juga diminta berdiskusi dengan ConocoPhillips untuk membahas penggunaan infrastruktur bersama di sana agar produksi Sakakemang lebih cepat.
Ilustrasi pertambangan migas Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
"Dengan manfaatkan itu bisa early production. Jadi konsorsium corridor harus bicara si Repsolnya karena akan sharing fasilitas. Ini paling tidak 2 TCF (potensi cadangan gas terbuktinya)," kata dia.
Repsol, Perusahaan minyak dan gas asal Spanyol, mengumumkan penemuan potensi cadangan gas bumi 2 TCF di Blok Sakakemang pada Februari 2019. Temuan ini berada di sumur Kaliberau Dalam 2X (KBD2X) yang berada 60 km dari lapangan gas raksasa Suban.
ADVERTISEMENT
Pengeboran di sumur KBD2X dilakukan Repsol bersama dua anggota konsorsium, yakni Petronas dan Mitsui Oil Exploration. Pengerjaan Repsol di WK Sakakemang dilakukan setelah perusahaan membeli dari operator sebelumnya, Talisman, pada 2015.
Sejak itu, Repsol mengakselerasi kegiatan eksplorasi. Tahun lalu, perusahaan memutuskan untuk melakukan pengeboran ke-2 di dalam WK Sakakemang.