Pasokan Gas Seret, SKK Migas Jamin untuk Kebutuhan Dalam Negeri Aman

21 Oktober 2021 16:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto. Foto: Dok. SKK Migas
zoom-in-whitePerbesar
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto. Foto: Dok. SKK Migas
ADVERTISEMENT
Turunnya kasus COVID-19 di berbagai negara membuat permintaan energi global meningkat, harga minyak dan gas pun meroket. Hal ini berdampak pada pasokan gas dari dalam negeri yang diprediksi bakal seret hingga akhir tahun.
ADVERTISEMENT
Pada Oktober 2021, kebutuhan atau permintaan gas pipa mencapai 4.000 BBTU per hari, namun pasokannya hanya 3.800 BBTU per hari. Itu artinya ada kekurangan pasokan sekitar 200 BBTU per hari.
Lalu di November 2021 juga diprediksi ada selisih 232,9 BBTU per hari antara kebutuhan dan pasokan untuk ekspor dan domestik.
Begitu juga perkiraan sampai akhir tahun, pasokan gas untuk gas pipa 3.890 BBTU per hari, untuk kebutuhan ekspor 765 BBTU per hari dan domestik 3.176 BBTU per hari. Ada shortage 51,7 BBTU per day.
Terkait hal ini, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto memastikan suplai gas untuk kebutuhan dalam negeri akan terjamin.
ADVERTISEMENT
Dwi melanjutkan, terdapat beberapa alasan mengapa produksi gas pipa dalam negeri menjadi tersendat. Yang pertama, ini terjadi karena gas digadang-gadang sebagai energi transisi. Karena itu, gas menjadi pusat perhatian global, terbukti dari selisih demand dan supply.
“Sekarang semua gas adalah energi transisi, batu bara direm, minyak direm, gas naik,” ucap Dwi dalam jumpa pers yang dihelat pada Forum Kapasitas Nasional 2021, Kamis (21/10).
PGN bersiap untuk mengembangkan infrastruktur gas secara masif. Foto: Pertamina
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menambahkan bahwa sumber-sumber migas di dalam negeri sudah tua. Produksinya terus menurun.
“Yang sekarang terjadi, kalau gas secara teknis sulit-sulit gampang. Banyak lapangan yang sudah tua, peralatan juga. Kalau kita lihat, produksi itu sulit, semua sudah tail (turun). Mau minyak tail, gas juga tail,” sambung Tutuka.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, Tutuka meyakinkan masyarakat, kementerian dan SKK Migas akan mencari jalan keluar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Ia melihat permasalahan utama yang harus segera diperbaiki adalah dari perawatan.
“Maka, kita harus mempersiapkan optimalisasi produksi. Permasalahannya, tapi bisa segera diperbaiki, asal mau diperbaiki. Peralatannya, harus ada maintenance. Ini tidak boleh ditunggu terlalu lama,” ujarnya.

TKDN di Hulu Migas Capai 58 Persen, Lampaui Target

Dalam laporan SKK Migas yang disampaikan pada pembukaan Forum Kapasitas Nasional 2021, Kamis (21/10), industri hulu migas tanah air berhasil meningkatkan penggunaan produk dalam negeri (Tingkat Kandungan Dalam Negeri/TKDN) hingga mencapai 58 persen per September 2021, melampaui target 50 persen dari pemerintah.
Sejumlah pekerja di lokasi pengeboran minyak milik PT Elnusa Tbk (Elnusa). Foto: Dok. Elnusa
Melihat capaian ini, Dwi Soetjipto optimistis soal suplai bagi setiap kebutuhan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) akan dioptimalisasi dari dalam negeri.
ADVERTISEMENT
“Peran strategis hulu migas tidak hanya memenuhi pendapatan negara, salah satu implementasi yang dilakukan adalah kontribusi hulu migas dalam kapasitas industri nasional. Sampai kuartal III 2021, komitmen TKDN mencapai 58 persen, dengan nilai kontrak barang dan jasa diperkirakan sebesar Rp 39 triliun,” tutur Dwi.
Tak lupa, ia juga berterima kasih kepada seluruh KKKS yang telah bekerja sama dalam mendukung realisasi TKDN dalam kegiatan industri.
“Capaian target TKDN ini sudah di atas dari yang ditargetkan pemerintah, yakni 50 persen. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh KKKS yang sangat amat peduli terhadap TKDN,” tutupnya.