Pastikan Keamanan Ekspor Produk Farmasi ke Ratusan Negara, Bio Farma Gabung GS1

13 Februari 2023 14:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama Biofarma, Honesti Basyir saat sesi wawancara dengan kumparan di Kantor Pusat Biofarma, Bandung, Jumat (3/2/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama Biofarma, Honesti Basyir saat sesi wawancara dengan kumparan di Kantor Pusat Biofarma, Bandung, Jumat (3/2/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Bio Farma (Persero) akhirnya bergabung dan masuk jajaran board member dalam organisasi non profit berskala internasional yakni Global Standard (GS1). GS1 adalah sarana untuk mengindentifikasi produk atau jasa dari Indonesia agar mempunyai standar global. Sejak 31 Desember 2021, WHO diketahui sudah mewajibkan seluruh industri menerapkan standar GS1.
ADVERTISEMENT
Nantinya, setiap produk dari Bio Farma akan memiliki Global Trade Item Number (GTIN) atau nomor barang dagang global yang diakui secara internasional. Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, menilai kerja sama yang dijalin itu merupakan lompatan besar karena GS1 bakal berdampak positif pada ekspor produk yang dihasilkan Bio Farma.
"Ini menjadi awal yang baik untuk menatap ketahanan kesehatan Indonesia dan industri farmasi internasional," kata dia melalui keterangan yang diterima pada Senin (13/2).
Direktur Transformasi dan Digital Bio Farma, Soleh Ayubi, mengatakan peran dari Bio Farma dalam industri global health care bakal makin berkembang dengan bergabung ke GS1. Melalui GTIN, Bio Farma lebih mudah untuk memastikan aktivitas ekspor ke ratusan negara secara aman karena memiliki penomoran yang spesifik sehingga produk dan layanannya tidak dapat dipalsukan.
ADVERTISEMENT
"Standarisasi global di GS1 ini menjadi rujukan dunia untuk 115 negara yang sudah terasosiasi. Terlebih lagi, WHO tidak hanya mewajibkan negara industri yang mengekspor tapi negara penerimanya pun menerapkan standar yang sama," ucap dia.
Soleh pun menyebut standar GS1 sudah diaplikasikan pada vaksin Sinovac yang baru-baru ini diluncurkan. Tak hanya pada vaksin Sinovac, produk lain Bio Farma juga tercantum barcode baik tersebut produk vaksin primer, sekunder, maupun tersier.
Soleh Ayubi selaku Ketua PMO B2B Program Healthcare Information Exchange dalam acaranKick Off dan Penandatanganan PKS & NDA Healthcare Information Exchange di Jakarta, Rabu (20/7/2022). Foto: Kementrian BUMN
"Sistem ini, ditambah dengan penggunaan IoT pada platform Medtrack, membantu Bio Farma melacak secara real time pengiriman ke seluruh penjuru daerah di Indonesia serta memastikan keaslian produk vaksin yang diterima oleh masyarakat," kata dia.
Dari data dan informasi yang terekam pada sistem, kata Soleh, memungkinkan Bio Farma untuk mengantisipasi vaksin kedaluwarsa dan memonitor suhu sehingga dapat segera dilakukan penyusunan strategi untuk mempercepat konsumsi atau realokasi pengiriman ke wilayah yang lebih membutuhkan.
ADVERTISEMENT
Saat ini Bio Farma telah berhasil mendistribusikan 125 juta dosis vaksin Sinovac dan 350 juta dosis vaksin lainnya ke 600 titik distribusi di seluruh Indonesia.
"Mudah-mudahan ini (bergabung ke GS1) jadi kolaborasi yang lebih baik lagi ke depan. Harapan besarnya, Bio Farma makin maju lagi memainkan peran lebih besar di nasional dan pasar global," tandas dia.