Pastikan Pesawat Layak Terbang, Kemenhub Inspeksi ke 36 Bandara

28 Desember 2018 14:44 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Garuda dan pesawat Lion Air di landasan bandara Bali. (Foto: AFP / Romeo Gacad)
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Garuda dan pesawat Lion Air di landasan bandara Bali. (Foto: AFP / Romeo Gacad)
ADVERTISEMENT
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) secara konsisten telah melakukan rampcheck terhadap pesawat udara selama masa angkutan udara Natal dan Tahun Baru 2019 (Nataru 2019).
ADVERTISEMENT
Rampcheck adalah kegiatan inspeksi pesawat udara di ramp area (parkir pesawat) oleh Ditjen Perhubungan Udara selaku otoritas penerbangan sipil di Indonesia dalam rangka untuk memastikan pesawat udara beserta crew memenuhi syarat-syarat kelaikudaraan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh International Civil Aviation Organization (ICAO).
Rampcheck dilakukan oleh inspektur penerbangan Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara dan Kantor Otoritas Bandar Udara (OBU).
Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, Ditjen Perhubungan Udara juga intensif melakukan rampcheck pada masa Nataru.
“Sampai dengan 27 Desember 2018 kami telah melakukan rampcheck di 36 bandar udara dengan jumlah pemeriksaan sebanyak 1.458 inspeksi terhadap 538 registrasi pesawat,” jelas Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Polana B Pramesti, dalam keterangan tertulis, Jumat (28/12).
ADVERTISEMENT
Sebanyak 538 pesawat udara yang dioperasikan oleh 13 Badan Usaha Angkutan Udara (BUAU) telah dirampcheck dan hasilnya baik serta laik terbang, sedangkan sisanya sedang dilakukan maintenance di hangar dan dalam proses penghapusan registrasi. Dengan demikian hampir seluruh pesawat udara telah dirampcheck.
“Menindaklanjuti arahan Bapak Menteri, kami rampcheck seluruh pesawat udara yang mendukung pelaksanaan angkutan udara Nataru, hasilnya, baik dan semuanya laik terbang,” tutur Polana.
Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Polana Banguningsih Pramesti memberikan keterangan pers tentang penanganan kecelakaan pesawat Lion Air JT610 di Kemenhub, Jakarta, Senin (12/11/2018).  (Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
zoom-in-whitePerbesar
Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Polana Banguningsih Pramesti memberikan keterangan pers tentang penanganan kecelakaan pesawat Lion Air JT610 di Kemenhub, Jakarta, Senin (12/11/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Kegiatan rampcheck pada masa angkutan Nataru 2018-2019 menindaklanjuti Instruksi Dirjen Perhubungan Udara Nomor: INST 09 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Angkutan Udara Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 tanggal 26 November 2018. Instruksi tersebut memerintahkan agar jajaran Ditjen Perhubungan Udara dan operator penerbangan meningkatkan keselamatan, keamanan dan pelayanan penerbangan di semua wilayah.
ADVERTISEMENT
“Selain rampchek terhadap pesawat, kami juga melakukan pemeriksaan terhadap prasarana di Bandar Udara, kesiapan crew dan hal lainnya. Ini semua dimaksudkan agar penerbangan selalu dalam kondisi prima. Saya selalu ingatkan, core business dalam penerbangan adalah safety dan untuk ini tidak ada toleransi, unsur safety harus dipenuhi, baru bisa terbang,” lanjut Polana.
Sebagaimana diketahui, Ditjen Perhubungan Udara pada masa angkutan Nataru 2018-2019 melakukan pemantauan angkutan udara dengan titik pengendalian di 36 bandar udara untuk angkutan dalam negeri dan 7 bandar udara untuk angkutan luar negeri.
36 bandar udara untuk angkutan dalam negeri yang dipantau oleh Ditjen Perhubungan Udara pada masa Nataru 2018-2019 yaitu Bandar Udara Soekarno Hatta-Jakarta, Bandar Udara Juanda-Surabaya, Bandar Udara Sultan Hasanuddin-Makassar, Bandar Udara Kualanamu-Medan, Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai-Denpasar, Bandar Udara Syamsudin Noor-Banjarmasin, Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan-Balikpapan.
ADVERTISEMENT
Kemudian Bandar Udara Jenderal Ahmad Yani-Semarang, Bandar Udara Juwata-Tarakan, Bandar Udara El Tari-Kupang, Bandar Udara Adi Soetjipto-Yogyakarta, Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II-Pekanbaru, Bandar Udara Pattimura-Ambon, Bandar Udara Husein Sastranegara-Bandung, Bandar Udara Sentani-Jayapura, Bandar Udara Tjilik Riwut-Palangkaraya, Bandar Udara SM Badaruddin II-Palembang, Bandar Udara Supadio-Pontianak, Bandar Udara Hang Nadim-Batam, Bandar Udara Minangkabau-Padang.
Selain itu Bandar Udara Depati Amir-Pangkal Pinang, Bandar Udara Adi Soemarmo-Solo, Bandar Udara Sam Ratulangi-Manado, Bandar Udara Zainuddin Abdul Madjid-Lombok, Bandar Udara Sultan Thaha-Jambi, Bandar Udara Mutiara SIS A1 Jufri-Palu, Bandar Udara Sultan Babullah-Ternate, Bandar Udara Sultan Iskandar Muda-Banda Aceh, Bandar Udara Jalaludin-Gorontalo, Bandar Udara Fatmawati-Begkulu, Bandar Udara Radin Inten II-Lampung, Bandar Udara Haluoleo-Kendari, Bandar Udara Frans Kaisiepo-Biak. Bandar Udara Halim Perdana Kusuma-Jakarta, Bandar Udara RH Fisabilillah-Tanjung Pinang dan Bandar Udara Eduard Osok-Sorong.
ADVERTISEMENT
Sedangkan 7 bandar udara untuk angkutan luar negeri yang dipantau yaitu Bandara Soekarno Hatta-Jakarta, Bandar Udara Juanda-Surabaya, Bandar Udara Sultan Hasanuddin-Makassar, Bandar Udara Husein Sastranegara-Bandung, Bandar Udara Kualanamu-Medan, Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai-Denpasar dan Bandar Udara Adi Soetjipto-Yogyakarta.